Pramono Edhie Siap Ikuti Debat Akhir Konvensi Capres Minggu Ini
Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, menyatakan keikutsertaannya dalam babak akhir Debat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan kepala staf angkatan darat (KSAD) TNI, Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, yang kini menjadi Anggota Dewan Pembina dan Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, menyatakan keikutsertaannya dalam babak akhir Debat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.
"Sebagai kader Partai Demokrat dan salah satu peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat saya akan mengikuti keputusan Majelis Tinggi dan Panitia Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, yaitu untuk tetap mengikuti pelaksanaan Debat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat," jelas Edhie dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (23/4/2014).
Seperti yang telah diputuskan minggu lalu, Debat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat tetap akan dilaksanakan di Ball Room, Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Minggu tanggal 27 April 2014. Rencananya acara akan dimulai tepat pukul 10.00 WIB. Debat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat akan akan diikuti oleh ke 11 peserta konvensi calon Presiden dan akan dihadiri pula oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Banyak pandangan bahwa merujuk hasil hitung cepat Pemilu Legislatif 2014 yang baru lalu yang mencatat perolehan suara Partai Demokrat di kisaran 10 persen, Partai Demokrat tidak lagi relevan untuk melanjutkan Debat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat," tutur Edhie.
Dikatakan dengan perolehan suara tersebut mengusung Calon Presiden adalah hal yang sulit menurut beberapa pandangan pengamat.
"Tidak ada satupun hasil survey yang dilakukan puluhan lembaga survey pra pemilu sesuai hasilnya dengan hasil hitung cepat yang dilakukan pascapemilu. Hasil hitung cepat menggambarkan tidak satu pun partai peserta pemilu yang mampu menembus Presidential Treshold dan dapat mengusung Calon Presiden tanpa berkoalisi," jelas Edhie.
Dikatakan perolehan suara berdasarkan real count nanti, bisa saja melebihi angka perolehan hitung cepat, ataupun bisa juga lebih rendah.
"Hitung cepat tidak melakukan validasi data, hitung cepat tidak bisa mendeteksi kecurangan. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya perbedaan angka perolehan suara nantinya," ungkap Edhie.
"Apapun hasil real count nanti, Partai Demokrat tetap konsisten dan merasa bertanggung jawab untuk melanjutkan pembelajaran politik dan demokrasi kepada bangsa Indonesia untuk menjaring Calon Presiden melalui Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat yang melibatkan non kader sebagai peserta dan publik sebagai pemberi opini. Dan saya merasa bangga menjadi bagian dari torehan emas sejarah demokrasi Indonesia ini," Edhie menambahkan. (aco)