Pengamat: Hamzah Haz Muluskan Koalisi PPP dan PDIP
kedatangan Mantan Wakil Presiden Hamzah Haz ke kediaman Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputeri bukan sekedar nostalgia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sikap politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kini semakin dinamis. Setelah koalisi dengan Partai Gerindra terganjal oleh kesepakatan internal, sekarang giliran Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dilirik oleh partai berlambang Kakbah tersebut.
Pengamat komunikasi politik, Ari Junaedi, menilai kedatangan Mantan Wakil Presiden Hamzah Haz ke kediaman Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputeri, hari ini (28/4/2014) bukan sekedar nostalgia.
Hamzah yang juga mantan Ketua Umum PPP ini memang pernah mendampingi Megawati ketika masih menjabat Presiden (2001-2003). Namun pertemuan hari ini merupakan "pembuka" gendang terjadinya koalisi PPP dengan PDIP yang telah resmi mencapreskan Gubernur Jakarta, Joko Widodo.
Ari Junaedi pun melihat usai pelaksanaan islah dan Mukernas PPP di Bogor beberapa hari yang lalu, peran kubu Suryadharma Ali memang sudah lumpuh. Kubu Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Emron Pangkapi dan Sekjen PPP Romahurmuzy memang sejak awal cenderung berkerjasama dengan PDIP.
"Hamzah sebagai tokoh senior PPP sepertinya tidak bisa diam melihat partainya menjadi pecah hanya karena manuver Suryadharma yang salah melihat sinyal politik. Hamzah pasti menjadi konektor kubu Emron-Roma dengan PDIP karena aspek historis hubungannya dengan Megawati yang masih terjalin baik. Cara Hamzah sangat elok, ibarat suhu yang mengarahkan murid-muridnya untuk bisa bernegosiasi dengan pemenang," ucap Ari Junaedi.
Menurut pengajar Program Pascasarjana Universitas Indonesia ini, disinilah kepiawaian Hamzah Haz sebagai tokoh senior di partai bisa mengakhiri konflik sekaligus mengawinkan partainya dengan PDIP. Hamzah ingin karut marut PPP akibat raihan suara yang minim di pemilu lalu tidak menjerembabkan partai ke posisi underdog.
"Hamzah sepertinya turun gunung dan ingin menjadi bagian dari pemenang di pilpres mendatang. Sebagai politisi kawakan, Hamzah pasti punya kalkulasi politik tentang siapa yang akan menang di Pilpres 9 Juli mendatang. Dan pilihan itu mengarah ke Jokowi," ujar Ari.