Aktivis 98 Dukung Jokowi, Eks Ketua PRD: Otak Mereka Dicuci!
Menurut Haris yang juga deklarator Petisi 28, aktivis tersebut sudah hilang sikap kritisnya terhadap situasi politik mutakhir.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak dari eks-aktivis mahasiswa tahun 1998 mendukung bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo atau kandidat lainnya.
Bahkan dari mereka, ada yang menyatakan diri menjadi pendukung fanatik.
Sikap mantan aktivis mahasiswa 1998 tersebut menuai kritik.
Menurut salah satu aktivis mahasiswa tahun 1998, Haris Rusly Moti mereka sebagian besar aktivis 98 saat ini tengah hilang kesadaran dan jatuh ke titik paling rendah dalam menghadapi pemilu 2014.
"Kesadaran aktivis 98 jatuh hingga ke titik terendah, bahkan bukan semata terilusi tapi sudah fanatik buta dengan menjadi fundamentalis Jokowi atau capres lainnya. Ini kesadaran palsu, ilusi politik yang harus dibongkar," ujarnya, Jumat (2/5/2014).
Kesadaran Palsu
Lebih lanjut Haris menjelaskan, tidak sepatutnya aktivis 98 tersebut menyerah begitu saja pada kesadaran palsu.
"Mereka memilik akses yang luas. Dahulu mereka membongkar kesadaran palsu orde baru, sekarang mereka malah kerasukan kesadaran palsu. Kesadaran palsu itu tidak sepatutnya merasuki aktivis terdidik sepert mereka. Mereka kan punya akses pada sumber informasi, harusnya mereka terdepan mengkoreksi keadaan sosial dan politik negara saat ini," ujarnya.
Eks Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini bahkan menyebut para mantan aktivis mahasiswa 1998 tersebut seperti orang kesurupan karena mengikuti aliran sesat. "Mereka seperti baru selesai dicuci otaknya oleh pimpinan aliran sesat," ujar Haris.
Menurut Haris yang juga deklarator Petisi 28, aktivis tersebut sudah hilang sikap kritisnya terhadap situasi politik mutakhir.
"Mereka nyaris tidak memiliki sikap kritis terhadap keadaan bangsa yang sudah kacau balau dan masih terjajah ini.
Tidak ada lagi aktivis yang bersikap kritis terhadap drakula pemodal pada capres yang mereka usung atau capres lain,"ujarnya.
Sebagaimana diketahui, aktivis mahasiswa tahun 1998 yang terhimpun dalam Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) baru-baru ini menggelar konferensi pers.
Mereka menolak pencapresan Prabowo Subianto.
Mereka bersikeras Prabowo bersalah terhadap aktivis 98.