Dino Minta Presiden Terpilih Lanjutkan Ekonomi 'Jalan Tengah' Ala SBY
Dino meminta presiden yang akan datang untuk tidak menganggap remeh warisan pemerintahan Presiden SBY.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peserta konvensi capres Partai Demokrat Dino Patti Djalal mengapresiasi peningkatan peringkat perekonomian Indonesia menjadi nomor 10 seperti dirilis Bank Dunia hari ini.
Karena berhasil, katanya, master plan percepatan pembangunan ekonomi yang memacu investasi dan mengajak pihak asing untuk berpartisipasi dengan tetap memerlukan peran dan intervensi pemerintah atau yang dikenal dengan ekonomi 'Jalan Tengah' SBY harus tetap dilanjutkan oleh pemerintahan mendatang.
Menurut Dino, ekonomi 'jalan tengah' SBY cocok bagi Indonesia karena selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga dapat memastikan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Jalan yang diretas Pemerintahan SBY untuk Indonesia menuju kekuatan ekonomi dunia pada 15 hingga 20 tahun ke depan harus dilanjutkan," ujar Dino dalam pernyataannya, Sabtu(3/5/2014).
Dengan pencapaian di bidang ekonomi ini, Dino meminta presiden yang akan datang untuk tidak menganggap remeh warisan pemerintahan Presiden SBY.
"Sekarang negara emerging ekonomi di dunia banyak mengalami penurunan drastis, misalnya Thailand yang terpuruk karena krisis politik. Ekonomi Indonesia justeru naik. Oleh karena itu presiden Indonesia selanjutnya harus memberi apresiasi terhadap warisan pemerintahan pak SBY, dan jangan dianggap remeh warisan itu," ujar Dino.
Lebih lanjut dia juga mengharapkan siapapun presiden RI selanjutnya harus bisa menjaga momentum positif perekonomian Indonesia saat ini.
Seperti diketahui, Bank Dunia telah menetapkan peringkat ekonomi dunia berdasarkan GDP purchasing power imparity. Oleh Bank Dunia Indonesia ditetapkan sebagai nomor 10 di dunia.
Peringkat ini naik dari tahun lalu yang menduduki nomor 16 dunia. Indonesia kini berada di bawah Amerika Serikat, China, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Prancis dan Inggris.