Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Elektabilitas Jokowi Melorot, Pengamat: Itu Wajar, Tapi Susah Naik Lagi

Hal tersebut merupakan anomali dari hasil survei sebelumnya, dimana Jokowi-Jusuf Kalla mencapai puncaknya pada bulan Oktober tahun lalu

zoom-in Elektabilitas Jokowi Melorot, Pengamat: Itu Wajar, Tapi Susah Naik Lagi
Tribunnews/Herudin
Siluet juru kamera berlatar belakang layar monitor tentang hasil suvei Lembaga Survei Nasional (LSN) mengenai elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden, di Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2014). Berbeda dengan lembaga-lembaga survei lainnya, LSN menempatkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) unggul atas lawannya pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Dari hasil survei itu, sebanyak 46,3 persen mengaku akan memilih Prabowo-Hatta dan 38,8 persen yang mengaku akan memilih pasangan Jokowi-JK serta sebanyak 14,9 persen menyatakan belum punya pilihan. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menurunnya elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam survei Lembaga Survei Nasional (LSN) dinilai wajar terjadi. Hal tersebut merupakan anomali dari hasil survei sebelumnya, dimana Jokowi-Jusuf Kalla mencapai puncaknya pada bulan Oktober tahun lalu.

“Jokowi mencapai puncak pada bulan Oktober tahun lalu, namun sejak itu trendnya menunjukan penurunan,” ujar Pengamat Politik Didik J Rachbini dalam pernyataannya, Kamis(12/6/2014).

Namun menurut Didik, dalam ilmu statistik jika sudah mengalami penurunan, maka akan sulit untuk mengalami kenaikan kembali, apalagi dalam waktu dekat. Dia menjelaskan sebelum Oktober grafik Jokowi terus mengalami kenaikan. Tapi setelah bulan Oktober terjadi penurunan.

Pada sisi sebaliknya elektabilitas Prabowo terus menunjukan peningkatan. Sehingga selisih antara keduanya semakin tipis.

“Pada periode Januari-Oktober selisih antara Jokowi dengan Prabowo berkisar antara 30%, kemudian Akhir tahun lalu sekitar 15%-20%” kata Didik.

Kemudian selisih itu semakin menipis sejak awal tahun 2014 dari sekitar 11% menjadi sebesar 5% pada bulan Mei. “Di minggu pertama-kedua ini, Jokowi-JK sudah tersalib oleh Prabowo-Hatta,” kata Didik.

Dia menjelaskan salah satu faktor tren penurunan Jokowi adalah masyarakat melihat tidak banyak perubahan atau gebrakan terjadi selama Jokowi menjabat Gubernur. Diantaranya permasalahan banjir, macet dan juga perizinan di Ibu Kota

Survei terakhir yang dirilis oleh LSN menunjukan 46,3 persen untuk pasangan Prabowo-Hatta, pasangan Jokowi-JK sebesar 38,8 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan masih besar yaitu sebesar 14,9%. Penurunan tersebut menurut LSN salah satunya disebabkan oleh kejenuhan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas