Lingkaran Survei Indonesia: 10 Persen Pendukung Jokowi Loncat ke Prabowo
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Fitri Hari melihat dalam dua bulan terakhir, pendukung calon presiden Joko Widodo pindah ke lain hati.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Fitri Hari melihat dalam dua bulan terakhir, pendukung calon presiden Joko Widodo pindah ke lain hati.
Menurut Fitri, jumlah dukungan Jokowi menurun mencolok di kantong besar suara, seperti komunitas NU, berpendidikan tinggi, beragama islam, pemilih lelaki, dan Provinsi Jawa Barat.
"Prosentase pemilih Jokowi yang pindah ke lain hari sekitar 5 sampai 10 persen. Di komunitas itu, Prabowo mengalami kenaikan sekitar 5 sampai 10 persen juga," kata Fitri di kantornya, Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Fitri melihat kedua pasangan masih mungkin saling mengalahkan, jika Jokowi bisa mengambil kembali pendukungnya yang pindah ke Prabowo.
Sebaliknya, Prabowo akan menyalip Jokowi jika bisa menaikan dukungnya sekitar 5-15 persen lagi segmen pemilih besar yang kini masih kalah.
"Segmen, perempuan, wong cilik, komunitas NU, pemilih berpendidikan rendah, pemilih muslim, dan pemilih di provinsi Jawa Timur," ucapnya.
Fitri melihat, saat proses kampanye yang dilakukan Prabowo dapat lebih menyakinkan masyarakat, sehingga yang awalnya Jokowi beralih kepasangan nomor urut satu.
Kemudian, adanya kampanye negatif dan kampanye hitam, juga turut mempengaruhi masing-masing pasangan yang dapat menurunkan pemilihnya sebanyak 40 persen. Sebab, 20 persen pemilih mudah terpengaruh dengan kampanye tersebut.
Tercatat hasil survei LSI sejak 1 Juni-9 Juni 2014, dengan metode penelitian yang dijalankan secara standard dengan teknis multistage random sampling. Dengan, total responden 2400 pemilih di 33 propinsi dan margin of eror plus minus 2 persen.
Hasilnya, Jokowi sebesar 45 persen dan Prabowo sebanyak 38,7 persen. Sementara, pemilih yang belum memutuskan sebanyak 16,3 persen dan masih ragu terhadap pilihannya sebesar 15,9 persen.