Ditunggu Sikap Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK soal Mafia Impor Pangan dan Migas
Menurut Iman Sugema, diperlukan solusi nyata terhadap masalah mafia impor yang juga menyangkut kepentingan bisnis besar dan pendanaan politik.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom dari Megawati Institute, berharap debat capres-cawapres tahap akhir Sabtu malam ini harus bisa mengungkap komitmen capres-cawapres dalam memberantasan mafia pangan dan energi yang selama ini banyak merusak perekonomian serta perpolitikan nasional.
Menurut Ekonom dari Megawati Institute, Iman Sugema, diperlukan solusi nyata terhadap masalah mafia impor yang juga menyangkut kepentingan bisnis besar dan pendanaan politik.
"Selama mafia pangan dan migas belum bisa diberantas, maka jangan pernah mimpi untuk menjadikan Indonesia berdaulat di bidang pangan dan energi," kata Iman Sugema di Jakarta, Sabtu (5/7/2014).
Menurut Iman, persoalan pokok masalah pangan dan migas terletak pada kepentingan parpol atau oknum parpol untuk melanggengkan mafia pangan dan impor. Pada titik itu, maka menjadi penting untuk melihat bagaimana komitmen gerbong koalisi pendukung capres-cawapres yang gemuk terkait hal itu. Apalagi, semisal, elite di salah satu partai pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 1 terbukti terlibat dalam korupsi impor sapi.
Iman Sugema sendiri memprediksi bahwa kubu Prabowo-Hatta akan sedikit terbebani ketika berbicara soal hal itu akibat track record parpol di koalisinya. Berbeda dengan kubu Jokowi-JK yang kemungkinan besar akan tampil tanpa beban.
Apalagi, kata Iman, Jokowi-JK memiliki gagasan bahwa sektor pangan dan energi akan menjadi skala prioritas terpenting untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat.
"Kita tunggu saja. Yang pasti, masalah mafia impor pangan dan mafia impor migas akan menjadi topik menarik yang ditunggu masyarakat," kata Iman Sugema.