Jokowi: Jangan Anggap Remeh Petani
"Petani harus dikawal, berproduksi apapun bisa, jangan anggap remeh petani. Persoalan kita tidak menyiapkan pasar," kata Jokowi.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden Joko Widodo menyatakan tantangan saat ini adalah pasar untuk memasarkan produk pangan. Lanjut Jokowi, persoalan itu dapat dipecahkan bila ada kemauan dan niat dari pemerintah.
"Harus dilihat pasar, kalau ekspor harus ada pasarnya. Kalau jelas ada, baru berproduksi," ujar Jokowi dalam debat putaran akhir capres-cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (5/7/2014), malam.
Jokowi mencontohkan bila petani diarahkan untuk menanam buah pepaya, melon dan semangka tetapi pasarnya tidak ada maka akan menjadi persoalan.
"Petani harus dikawal, berproduksi apapun bisa, jangan anggap remeh petani. Persoalan kita tidak menyiapkan pasar," kata Jokowi.
Ia mengatakan buah pepaya dapat dibuat ekstrak jus untuk diekspor. Begitu pula dengan melon. Terpenting adalah penyiapan pasar.
"Industri pasca panen ini tidak dikerjakan. Kita mengerti masalah dan problemnya. Yang belum ada niat menyelesaikan masalah itu. Ahli dan pakar siap, petani siap, tanah subur tinggal ada kemauan ada niat atau tidak," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan pendamping Jokowi, Jusuf Kalla (JK). Ia mengatakan Indonesia mampu bersaing karena sebagai negara agraris memiliki lahan yang baik.
"Nilai tambah dalam bentuk pengolaan dan pasar untuk kemakmuran rakyat dan pendapatan rakyat," kata JK.