Kantor JSI Dijaga Polisi Setelah Dilempari Molotov
Saat Tribunnews.com, hendak mengonfirmasi kejadian tersebut, belum ada pihak JSI yang memberikan pernyataan.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Walau catnya sedikit memudar, kantor Jaringan Suara Indonesia (JSI) masih terlihat berdiri kokoh. Bangunan berdinding batu, bercat putih itu dilengkapi dengan pagar setinggi hampir dua meter sehingga pandangan mata tidak leluasa melihat ke dalam.
Kantor tersebut pagi tadi, Jumat (11/7/2014), dihebohkan dengan lemparan bom molotov. Beruntung, bom molotov tersebut diberitakan tidak sempat meledak.
Saat Tribunnews.com, hendak mengonfirmasi kejadian tersebut, belum ada pihak JSI yang memberikan pernyataan.
Pintu gerbang bercat hitam tersebut tertutup rapat untuk para tamu. Semuanya tidak diperbolehkan masuk kecuali karyawan JSI.
Seorang satpam berkapaian safari sempat membukakan pintu gerbang sedikit. Satpam tersebut mengatakan sejak kejadian pelemparan bom tersebut, pintu gerbang ditutup rapat.
"Boleh dibilang seperti itu," kata dia ketika ditemui Tribunnews.com di kantor JSI, Jalan Warung Jati Timur Nomor 8AS, Pancoran, Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Satpam tersebut menambahkan hingga kini masih ada beberapa petugas kepolisian yang berada di kantor IJS.
Ketika Tribunnews.com hendak mengonfirmasi kepada petugas kepolisian yang berpakaian preman di sana, polisi tersebut menolak berkomentar.
"Saya juga nggak tahu," singkat polisi tersebut sambil berlalu.
Sekedar informasi, lembaga Jaringan Suara Indonesia mengeluarkan rilis hasil hitung cepar pada pemungutan suara pemilihan umum presiden dan wakil presiden, Rabu 9 Juli lalu.
Dalam rilisnya, pasangan calon Prabowo Subianto- Hatta Rajasa unggul atas Joko widodo-Jusuf Kalla.