Pendiri PAN: Saya Yakin Dalam Hati Kecil Prabowo-Hatta Sudah Tahu Kalah
Abdillah Toha mengaku menyesalkan sikap Hatta Rajasa yang justru lebih percaya pada lembaga survei yang disebutnya "abal-abal".
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha menyarankan agar Ketua Umum Hatta Rajasa yang maju sebagai calon wakil presiden bersama Prabowo Subianto untuk tidak ngotot atas kemenangannya.
Toha berharap, baik Hatta maupun Prabowo, bersikap gentle, seperti negarawan, sehingga tak menimbulkan potensi perpecahan bangsa Indonesia. Toha secara terbuka menyampaikan seruan ini dalam surat terbuka yang ditulisnya di Kompasiana.
"Saya sarankan, mereka melihat kenyataan saja. Saya yakin di dalam hati kecil, mereka sudah tahu mereka kalah. Sudahlah akui saja, jadi gentlement, jadi negarawan, kan delapan lembaga survei ini melakukan quick count tidak pernah salah," ujar Toha saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/7/2014).
Menurut Toha, hasil hitung cepat dilakukan di hampir pemilu-pemilu dunia. Hasil hitung cepat itu, lanjut Toha, dilakukan untuk mengontrol jangan sampai terjadi kecurangan. Oleh karena itu, Toha mengaku menyesalkan sikap Hatta yang justru lebih percaya pada lembaga survei yang disebutnya "abal-abal".
"Jadi, maksud saya, ngotot untuk apa? Jangan kemudian nanti menimbulkan kesan, kalau ada-apa. Bersikaplah negarawan. Menunggu hasil KPU boleh, tapi terimalah hasil quick count lembaga yang profesional. Tenangkanlah pendukung di bawah," ujarnya.
Toha menganggap sikap Hatta sangat berpengaruh kepada partai. Apabila Hatta dengan jiwa besar menerima kekalahan, Toha mengaku PAN akan dianggap partai yang berakal sehat.
"Tapi, kalau partai ikut-ikutan ngotot suatu hal tidak benar, hanya untuk mencari kemenangan dengan segala cara, PAN bisa saja ditinggal kader-kadernya," kata dia.
Seperti diketahui, pasca-pemungutan suara 9 Juli ini, sejumlah lembaga survei mengadakan hitung cepat. Namun, hasil hitung cepat ini ternyata berbeda-beda. Setidaknya ada 7 lembaga survei yang memprediksi Jokowi-JK menang, di antaranya Cyrus Network-CSIS, Lingkaran Survei Indonesia, Litbang Kompas, Populi Center, dan Indikator Politik.
Sementara itu, empat lembaga survei memprediksi Prabowo-Hatta menang, yakni Jaringan Survei Indonesia (JSI), Lembaga Survei Nusantara (LSN), IRC, dan Puskaptis.
Dengan hasil itu, masing-masing kubu pun mengklaim kemenangan. Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah mendeklarasikan kemenangan bagi kubu Jokowi-JK.
Di sisi lain, Prabowo sujud syukur dan berterima kasih kepada rakyat Indonesia yang sudah memilihnya sebagai presiden Indonesia selanjutnya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung mengumpulkan setiap kandidat capres dan cawapres di kediamannya pada Kamis malam lalu agar kedua kubu dari pasangan itu bisa menahan diri.
SBY pun sudah menginstruksikan jajaran TNI untuk siaga dalam level tertinggi dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik horizontal.
Baca juga: "Banyak Spanduk Ucapan Selamat, Apa Sudah Ada Pengumuman KPU, Bu?"