Menyasar Pemilih Pemula di Pilpres Dengan Kaos Kreatif
"Selain itu saya juga mau menunjukan, kalau (kaos) digarap serius, bisa juga lho," kata Bayu Putra.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Umumnya kaos yang berkaitan dengan aktivitas politik adalah kaos yang didesign alakadarnya, dengan kualitas bahan yang paling rendah. Namun pada pemilihan presiden (pilpres) kali ini, hal tersebut mulai ditinggalkan. Kaos dengan bahan polyester, dengan design yang baik mulai diproduksi.
Koperasi Cahaya Utama yang diketuai Bayu Putra (34), adalah salah satu produsen kaos bagi pasangan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK), yang menggarap serius pekerjaannya.
Mereka tidak menggunakan bahan Higet seperti kaos partai pada umumnya yang juga digunakan di pabrik tahu untuk memeras cairan kedelai, melainkan menggunakan bahan Polyester dan katun Combed.
Designnya pun membuat anak muda atau kalangan menengah ke atas tidak akan malu mengenakannya. Bayu dan teman-temannya mendesign kaos Jokowi - JK agar layak disandingkan dengan kaos yang dijual di distro, mau pun kaos band luar negri.
Kaos produksi koperasi tersebut antara lain adalah kaos bergambar wajah Jokowi dengan gradasi warna khas Andy Warhol, hingga gambar Jendral Sudirman yang wajahnya diganti dengan wajah Jokowi. Bahkan ia memproduksi kaos Jokowi dengan bahan Dry Fit, yang didesign seperti kaos untuk para crosser.
Kepada TRIBUNnews.com, Bayu mengatakan sengaja memproduksi kaos-kaos tersebut untuk menyasar pemilih muda yang masih enggan berpartisipasi dalam pemilihan presiden (pilpres).
"Selain itu saya juga mau menunjukan, kalau (kaos) digarap serius, bisa juga lho," katanya.
Ia sudah berpartisipasi dalam kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak sebelum Pemilihan Legislatif (Pileg) pada April lalu. Bayu mengatakan pihak PDIP sejak awal tidak memiliki permintaan khusus soal design dan kualitas bahan, namun ia berinisiatif menyiasati hal tersebut.
Bayu sendiri sudah mendalami urusan produksi kaos sejak tahun 2008 lalu, di mana ia memproduksi kaos dengan mengusung merek sendiri, dan dipasarkan di Distro miliknya di Jawa Tengah. Namun selang beberapa tahun Bayu berubah pikiran, dan memutuskan untuk membangun koperasi dengan menggandeng sekitar 2000 pengrajin sablon dan produsen kaos dari Klaten dan Jogya.
Ia mengatakan para pengrajin tersebut bukan lah pengrajin sembarangan, karena mereka adalah orang yang kerap mengerjakan pesanan dari Bandung, Jakarta bahkan dari luar negri. Namun sayangnya tak banyak yang tahu.
"Di Bandung itu produksi kaos mahal sekali, orang-orang dari Bandung mesannya ya ke Klaten dan ke Jogya. Tapi tidak banyak yang tahu," ujarnya.
Produk-produk Koperasi Cahaya dipamerkan di koperasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Kaos-kaos tersebut dibandrol mulai dari harga Rp 50 ribu rupiah. Harga tersebut terhitung murah, karena kaso dengan kualitas yang sama di distro bisa dijual di atas Rp 100 ribu.
Pihak DPP PDIP menurut Bayu cukup senang dengan produksinya itu. Bahkan kata dia Jokowi dalam sebuah kesempatan pernah mengenakan salah satu karyanya, yakni kaos bergambar Jokowi - JK dengan tulisan COBLOS. Selain Jokowi salah satu petinggi PDIP yang mengenakan kaosnya adalah Rieke Dyah Pitaloka, yang merupakan anggota DPR dari PDIP.
Salah satu indikator kesuksesan produksi kaos tersebut, adalah pembajakan. Kata dia ada pihak yang membajak kaosnya itu, namun dengan kualitas bahan yang jauh lebih rendah. Bayu mengaku melihat hal tersebut dari sisi baiknya, karena dengan begitu pendukung Jokowi - JK dapat mengakses kaos bajakan tersebut yang harganya lebih murah.