Mantan Panglima TNI Sayangkan Pernyataan Moeldoko Soal Peluru Karet
"Moeldoko menyakinkan kalau ada korban peluru tajam bukan dari aparat, padahal engga boleh diungkapkan," katanya.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Panglima TNI Jenderal Moeldoko disayangkan Mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto. Moeldoko sempat menyatakan penggunaan peluru hampa dan karet bila ricuh dalam pemilihan presiden.
"Itu sesuatu yang salah dengan sudah dibukakan peluru karet dan hampa kalau mau dicegah, kalo peluru hampa (yang demo) kan maju terus," kata Endriartono di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Namun, Endriatono memaklumi pernyataan Moeldoko yang diingatkan Hak Asasi Manusia (HAM). "Moeldoko menyakinkan kalau ada korban peluru tajam bukan dari aparat, padahal engga boleh diungkapkan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Moeldoko melakukan inspeksi kesiapan pasukan pengamanan Pemilihan Presiden 2014 di Markas Kostrad Gambir, Batalyon Komando 461 Paskhas Halim Perdanakusuma, Markas Kopassus Cijantung dan Markas Marinir Cilandak, Jakarta, Rabu(16/7/2014).
"Dalam menghadapi situasi apapun, apabila terjadi hal krusial saya perintahkan tidak ada prajurit yang membawa amunisi tajam, saya hanya menginstruksikan amunisi hampa dan karet," kata Moeldoko.
Dirinya memberikan intruksi kepada seluruh prajurit TNI untuk menggunakan amunisi hampa dan karet dalam membantu pengamananan Pilpres.
"Meski dalam kondisi krusial sekalipun dan saya tegaskan bila ditemukan ada penggunaan peluru tajam, diyakinkannya bukanlah tindakan TNI," jelasnya.