Wartawan Senior Jakarta Post Komentari Ucapan Prabowo di Tugu Proklamasi
"Prabowo dengan agak marah bilang ke reporter The Jakarta Post, pimpinannya tidak demokratik," kata Sabam di Jalan Sisingamaraja hari ini.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wartawan Senior Jakarta Post, Sabam Siagian, angkat bicara mengenai peristiwa deklarasi permanen di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.
Saat itu Calon Presiden Prabowo Subianto enggan menjawab pertanyaan wartawati Jakarta Post.
"Prabowo dengan agak marah bilang ke reporter The Jakarta Post, pimpinannya tidak demokratik," kata Sabam di Jalan Sisingamaraja, Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Sabam menceritakan The Jakarta Post didirikan pada tahun 1984 atas usaha bersama Kompas, Tempo, Sinar Harapan dan Suara Karya. Saham Suara Karya lalu dibeli oleh keluarga Sofjan Wanandi.
"Jadi urusan perusahaan atas empat itu," katanya.
Tetapi kebijakan redaksi tidak terkait dengan pemilik. Sementara terkait tajuk mengenai Joko Widodo-Jusuf Kalla, Sabam mengatakan hal itu juga tradisi di Amerika Serikat.
"New York Post memberikan sikapnya seminggu sebelum pemilihan, kita memaparkannya dengan sopan. Tapi saudara Prabowo marah," kata Sabam.
Sebelumnya diberitakan, Calon Presiden Prabowo Subianto menggelar sesi tanya jawab dengan wartawan asing. Beberapa wartawan asing melontarkan pertanyaan untuk Prabowo jawab usai deklarasi penandatanganan koalisi permanen Koalisi Merah Putih di Tugu Proklamasi.
Hal menarik ketika giliran wartawati harian The Jakarta Post menyapa Prabowo untuk menanyakan seputar penandatangan koalisi permanen tersebut. Alih-alih menjawab, Prabowo justru menolak dengan alasan pemberitaan The Jakarta Post tidak berimbang.
"Jakarta Post? Itu sudah mendukung menjadi partisan. Untuk Jakarta Post saya tidak mau jawab. Terima kasih," kata Prabowo menjawab permintaan wartawati The Jakarta Post di Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2014).
Mantan Danjen Kopassus itu mengaku tak menumpahkan kekesalannya terhadap sang wartawati melainkan sang pemilik media harian berbahasa Inggris tersebut. "Ini bukan salah Anda (wartawati, red). Ini salah pemilik media Anda," ujarnya.
Ketika turun mimbar mengakhiri sesi wawancara dengan media asing, Prabowo berjalan keluar dan melewati wartawati The Jakarta Post. "Pemilik kamu (Jakarta Post) ... tidak menjunjung demokrasi," ujar Prabowo sambil menyebut kalimat tak patut.