Pasca Pilpres, Marwan Jafar Serukan Rekonsiliasi Nasional
Banyaknya perbedaan sikap politik antara masyarakat Indonesia pada waktu Pilpres sudah selayaknya disudahi
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK, Marwan Jafar menilai pelaksanaan Pemilihan Presiden sudah usai.
Banyaknya perbedaan sikap politik antara masyarakat Indonesia pada waktu Pilpres sudah selayaknya disudahi.
Menurut Marwan, saat ini masyarakat Indonesia harus memulai proses rekonsiliasi nasional yang bisa membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik dan bermartabat.
“Harus ada rekonsiliasi nasional untuk Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih baik dan bermartabat,” ujar Marwan dalam siaran persnya yang diterima wartawan, Sabtu (18/7/2014).
Marwan yakin, dibawah kepemimpinan Jokowi-JK, masyarakat Indonesia mampu menjalin rekonsiliasi nasional dan mengakhiri pertikaian politik antar masyarakat yang terjadi saat Pilpres. “Saya yakin Jokowi-JK mampu memimpin rekonsiliasi nasional, dan tidak lagi mempermasalahkan pertikaian politik yang terjadi,” tandasnya.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersama partai pendukung pasangan Jokowi-JK, menurut Marwan akan mengawal proses rekonsiliasi nasional untuk menciptakan soliditas kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kemenangan Jokowi-JK ini kan bertujuan untuk membentuk solidaritas berbangsa dan tegaknya NKRI. Semua elemen bangsa merupakan kesatuan yang harus dijaga,” katanya.
Marwan menyerukan kepada seluruh elemen bangsa dari berbagai kalangan untuk bersatu kembali menuju Indonesia yang lebih baik. “Dari berbagai kalangan, baik itu poitisi, seniman, artis dan elemen lainnya harus bersatu kembali pasca pilpres,” tandasnya.
Marwan menambahkan, perbedaan yang terjadi pada saat Pilpres merupakan hal yang wajar terjadi dalam negara yang menganut sistem Demokrasi. Perbedaan yang terjadi, imbuh Marwan harus dijadikan sebagai semangat untuk menciptakan dialektika pemikiran, bukan untuk saling menghujat dan memprovokasi yang menyebabkan adanya potensi perpecahan antara masyarakat.
“Perbedaan itu harusnya menjadi vitamin produktif untuk menciptakan dialektika pemikiran,” katanya.
Dengan adanya rekonsiliasi nasional, Indonesia sebagai negara penganut demokrasi , menurut Marwan akan menjadi rujukan dunia internasional dalam penyelenggaran Pemilu. “Sebagai negara besar, Indonesia akan menjadi rujukan negara internasional dalam proses penegakan demokrasi,” tutupnya.