Pendiri Golkar Beberkan Kegagalan Ical
Suhardiman menilai Ical gagal dalam memimpin partai berlambang pohon beringin itu.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) dan Golkar Suhardiman meminta Munas Golkar dipercepat sebelum 4 Oktober 2014. Dia juga meminta Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie legowo mundur dari jabatannya.
SOKSI merupakan organisasi sayap pendiri Golkar. Suhardiman menilai Ical gagal dalam memimpin partai berlambang pohon beringin itu.
"Ketua Umum Partai Golkar gagal mencapai target perolehan suara sebesar 30 persen pada pemilu legislatif yang baru lalu karena hanya memperoleh suara sebesar 14,5 persen," kata Suhardiman dikediamannya, Jakarta, Minggu, (3/8/2014).
Ical, kata Suhardiman, juga gagal mempertahankan kursi Partai Golkar di DPR RI dan justru berkurang dari 106 menjadi 91 kursi. Ical dinilai juga gagal menjadi calon presiden RI yang lalu karena tidak ada partai yang mau berkoalisi alias tidak layak jual.
"Ketua Umum Partai Golkar gagal menjadi calon wakil presiden pada pilpres yang lalu karena tidak ada satupun calon presiden yang menerima berpasangan alias tidak layak jual," kata Suhardiman.
Suhardiman mengatakan kebijakan Ical membawa Golkar berkoalisi dengan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa juga gagal meraih kemenangan dalam pemilihan presiden.
"Usul Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung kepada pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta untuk mengundurkan diri dari proses pilpres merupakan usul yang jelas bertentangan dengan UU No 42 tahun 2008 tentang pemilihan Presiden RI khususnya pasal 15, pasal 22 ayat 2 dan pasal 245 ayat 1 dan mencederai demokrasi," kata Suhardiman.
Ical, lanjut Suhardiman, juga gagal dalam mengelola partai karena menjadikan Golkar untuk memperjuangan dan mempertahankan kepentingan pribadi serta kroni-kroninya.
"Ketua Umum Golkar berbohong sebagaimana diucapkan Munas VIII Partai Golkar di Pekanbaru, Riau akan membangun gedung DPP Golkar sebanyak 25 tingkat dan menyediakan dana abadi sebesar Rp1 triliun untuk Golkar," katanya.