Menhub Harapkan Wamen Masih Ada, Tapi Profesional
Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan mengatakan dirinya masih membutuhkan sosok Wakil Menteri
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan mengatakan dirinya masih membutuhkan sosok Wakil Menteri (Wamen) dalam menjalankan tugasnya. Menurutnya akan sangat kerepotan bila tidak ada Wamen dalam tataran Kementrian Perhubungan jangkauannya sangat luas.
"Kalau dari pengalaman saya, (Wamen) masih saya butuhkan, tertuama kementrian besar, jangakauannnya seluruh Indonesia, darat, laut dan udara, kereta api," ujarnya kepada wartawan, di Kantor Kementrian Perhubungan, Jakarta, Senin (4/8/2014).
Mangindaan menuturkan, kalau di kementriannya saat ini memiliki 35 ribu pegawai. Kehadiran Wamen sangat membantu karena dapat mewakilli jika ada agenda penting yang sangat padat.
"Terus enggak ada wakil binggung kami, sudah ada wakil aja kita bagi tugas susah setengah mati, belum lagi dalam rangka ekonomi asean, transportasi di depan," katanya.
Ia mencontohkan, kalau hari ini ia harus berangkat ke Cina, karena mempunyai tanggung jawab mudik dan arus balik lebaran, maka diwakilkan oleh Wamen.
Wamen mewakili saya ke Cina, dan saya tidak mau tinggalkan karena masih tanggung jawab soal mudik dan arus balik. Padahal (acara di sana) juga penting sekali, dalam rangka investasi-investasi, sayang juga kalau dilepas," imbuhnya.
Mangindaan menambahkan jika kehadiran Wamen tidak ada, akam membuat konsetrasinya sedikit terganggu,"Kalau menteri tidak ada wakil dia akan sibuk sekali sehingga dia tidak bisa konsentrasi seperti hari ini," terangnya.
Oleh karena itu dirinya masih berharap Wamen tetap diadakan.
"Saya masih harapkan wamen masih ada. Tapi wamen itu seperti sekarang dari birokrat, dia bukan politisi, dari profesional," usainya.
Seperti yang diberitakan, Presiden terpilih Joko Widodo mengkaji untuk meniadakan jabatan wakil menteri dalam kabinet yang akan disusunnya nanti. Jabatan ini akan dicabut jika beban kerja kementerian bisa diefektifkan pejabat Direktur Jenderal atau Dirjen.
Menurutnya, keberadaan wakil menteri bukan satu-satunya solusi bagi seorang menteri untuk berbagi pekerjaan, karena di kementerian sudah ada sejumlah jabatan dirjen.