Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PKB: Kabinet Tanpa Parpol Lemahkan Pemerintahan

Dikatakan, program-program unggulan pemerintah, termasuk juga usulan APBN dan RAPBN sangat mudah diganjal di parlemen

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in PKB: Kabinet Tanpa Parpol Lemahkan Pemerintahan
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dan Ketua Dewan Syuro PKB, Aziz Mansur, saat acara Harlah PKB ke-16 di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2014). Selain Jokowi, Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla dan sejumlah ketua partai pendukung Jokowi-JK juga hadir pada acara ini. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menanggapi pernyataan Joko Widodo yang menginginkan orang-orang parpol meletakkan jabatannya di kabinet.

"Ketua umum dan pengurus parpol tidak boleh menjabat di kabinet adalah tidak relevan dengan cita-cita mengawal stabilitas pemerintahan karena stabilitas pemerintahan ditentukan oleh solid dan tidak dukungan di parlemen," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB, Fathan Subchi, Minggu (10/8/2014).

Dikatakan, program-program unggulan pemerintah, termasuk juga usulan APBN dan RAPBN sangat mudah diganjal di parlemen dan pemerintahan tidak bisa berjalan dengan mulus.

"Yang 'punya' parlemen adalah parpol, remote nya ada ketum parpol dan fraksi di parlemen," katanya.

Justru ketua atau pengurus parpol yang menjadi menteri akan memperkuat dukungan parlemen pada pemerintah, tambah Fathan.

Ia menilai, ide deparpolisasi di kabinet itu "kerjaan" orang-orang di sekitar Jokowi, termasuk tim transisi yang ingin meraih kekuasaan tanpa keringat apa pun, termasuk mendelegitimasi partai politik.

"Harus diingat bahwa tidak ada negara demokrasi mana pun di dunia ini yang tidak butuh parpol. Sudah biasa dan lumrah ketum dan parpol menjadi anggota kabinet, karena parpol adalam rezim demokrasi yang diakui oleh konstitusi," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Sebaliknya, Fathan menilai orang nonparpol tidak punya kekuatan dan pengalaman politk dan justru nantinya secara politk akan membebani presiden dan wakil presiden terpilih.

"Jangan sampai pemerintahan ke depan hanya berisi hiruk pikuk politik tanpa mengimplementasikan program-program unggulan pemerintah karena bisa juga disandera oleh kepentingan politik dan parlemen," tegasnya.

Ketua dan pengus parpol tidak boleh menjadi menteri adalah pikiran yang sesat dan naif.

"Sistem presidensiil saat ini ternyata tidak berlaku secara linier.  Praktiknya semi parlementer.. Di situlah peran parpol dan parlemen sangat menentukan," ujarnya.

Fathan menerangkan, PKB telah membuktikan komitmen berkoalisi dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Begitu juga komitmen dukungan PKB terhadap Jokowi-JK untuk menyukseskan pemerintahannya sampai selesai.

"Kami sudah buktikan mendukung pemerntahan SBY 10 tahun. Suka dan duka tetap dukungan itu solid, penuh komitmen, dan tanggung jawab sampai akhir pemerintahan SBY. PKB menunjukkan contoh koalisi yang benar, tidak pernah mengkhianati dan tidak mencla mencle," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas