Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saksi Novela Bikin Heboh Saat Sidang MK

Sidang lanjutan gugatan perselisihan hasil pemiliham umum (PHPU) presiden dan wakil presiden 2014 berlangsung penuh kehebohan.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Saksi Novela Bikin Heboh Saat Sidang MK
KOMPAS.COM/INDRA AKUNTONO
Novela Mawipa, saksi mandat tempat pemungutan suara Kampung Awaputu, Kabupaten Paniai, Papua, memberikan kesaksian di sidang perselisihan hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden di Gedung Mahkamah Konstitusi, Selasa (12/8/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sidang lanjutan gugatan perselisihan hasil pemiliham umum (PHPU) presiden dan wakil presiden 2014 berlangsung penuh kehebohan. Hal itu lantaran saksi Prabowo-Hatta asal Papua, Novela Nawipa membuat 'jengkel' majelis hakim maupun pihak terkait saat memberikan kesaksian.

Kejadian bermula saat Novela ditanya oleh majelis hakim maupun pihak terkait dalam hal ini tim hukum Jokowi-JK, Taufik Basari. Taufik pun harus menahan nafasnya agar tidak tertawa lepas sebelum melontarkan pertanyaan kepada Novela.

"Semua yang ditanya (Taufik) sudah kita jawab sesuai di lapangan," kata Novela dengan nada khasnya di ruang sidang utama MK, Selasa (12/8/2014).

Wanita asal kampung Awabutu, Kabupaten Paniai, pun terlihat geram karena pertanyaan yang diajukan Taufik tidak relevan. Saat itu Novela ditanya siapa nama koordinator Prabowo-Hatta pusat dan ia tidak mengetahui hal itu.

"Itu (pertanyaan Taufik) tidak relevan. Itu tidak relevan," ucap Novela yang disambut tawa kecil para hadirin sidang.

Novela menegaskan, di kampungnya tidak masalah menggunakan sistem noken dalam pemungutan suara. Namun, menurutnya, di kampungnya itu tidak dilaksanakan pemilihan umum presiden.

"Apapun sistemnya, noken atau lainnya yang penting Pemilu harus ada," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Bahkan, Novela menyebut tidak ada sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum sebelum digelarnya Pemilu. Novela pun kembali melontarkan pernyataan nyeleneh.

"Kami ini di gunung. Kenapa tidak ada sosialisasi? Tanya saja ke penyelenggara, jangan tanya ke saya," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas