Komnas HAM Temui Korban Kericuhan Patung Kuda di Rumah Polonia
17 dari 23 korban bentrokan pendukung Prabowo-Hatta dengan aparat kepolisian di patung kuda Arjuan Wiwaha menceritakan satu persatu kekerasan
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisioner Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas) HAM, Natalius Pigai bersama beberapa anggotanya mendengarkan kesaksian para saksi dan korban bentrokan jelang putusan Mahkamah Konstitusi di Rumah Polonia 21, Jakarta Timur, Rabu (27/8/2014) siang.
Dalam pertemuan tersebut, 17 dari 23 korban bentrokan pendukung Prabowo-Hatta dengan aparat kepolisian di patung kuda Arjuan Wiwaha menceritakan satu persatu kekerasan yang dialaminya.
"Saya yang menyaksikan sendiri dengan mata kepala saya, banyak saksinya juga yang mengetahui, polisi yang memprovokasi massa. Mereka yang memanas-manasi agar massa maju," kata Jimmy salah seorang korban.
Menurutnya, selain memprovokasi, anggota yang berada dalam barikade depan justru memukul massa lebih dulu. Tanpa adanya tindak peringatan, polisi juga langsung menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah pendemo.
"Tiba-tiba saya sedang berorasi agar massa tidak terpancing, saya dibidik tembakan peluru karet dan mengenai dagu saya. Tak lama bentrok terjadi. Saya jatuh dari mobil komando," katanya.
Tak hanya Jimmy, demonstran lain yang menjadi korban kekerasan polisi, Roni menuturkan, dirinya mendapat dua kali tembakan yang diarahkan tepat ke badannya. Pemuda asal Maluku ini meyakini tembakan tersebut adalah peluru karet.
"Untung saya menangkisnya dengan lengan. Mau mereka menembakkan bertubi-tubi ke arah kami. Tangan saya terkena dua peluru, hingga luka dan bengkak,"katanya.