Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembentukan Kabinet Jokowi-JK Jangan Terjebak Jumlah Menteri

"Jangan sampai perbaikan itu justru membuat pesawat yang sedang terbang malah jatuh, karena ada bagian mesin yang diganti," ujar Eko.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
zoom-in Pembentukan Kabinet Jokowi-JK Jangan Terjebak Jumlah Menteri
Tribunnews/Herudin
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla menggelar jumpa pers usai rapat bersama di Rumah Transisi Jokowi-JK, di Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2014). Rapat bersama Jokowi-JK pertama kalinya di rumah transisi ini beragendakan rapat bersama fraksi-fraksi partai koalisi pendukung, antara lain PDIP, PKB, dan Hanura. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Eko Prasojo mengatakan agar penyusunan kabinet Jokowi-JK tidak terjebak pada berapa jumlah kementerian yang akan dibentuk.

Eko mengusulkan agar Jokowi-JK melakukan kebijakan yang bersifat soft, tetapi dalam perjalanan pemerintahan melakukan restrukturisasi jabatan eselon I dan II pada kementerian.

Menurut Guru Besar Administrasi Negara Universitas Indonesia ini, pembentukan kabinet 2014-2019 ini ibarat memperbaiki mesin dari sebuah pesawat yang sedang terbang.

"Jangan sampai perbaikan itu justru membuat pesawat yang sedang terbang malah jatuh, karena ada bagian mesin yang diganti," ujar Eko dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat (29/8/2014).

Eko mengatakan kalau pun akan merampingkan jumlah kementerian, ia berharap Jokowi-JK tidak melakukannya terlalu drastis, sehingga penataan pegawainya juga tidak menimbulkan persoalan baru.

Meski dalam hal ini bisa dilakukan redistribusi pegawai bagi yang masih memiliki kompetensi, atau bisa juga dengan melakukan pensiun dini, tetap kalau terlalu banyak kementerian yang dihapus atau digabung, maka pemindahan pegawainya juga ribet.

BERITA REKOMENDASI

Kalau terjadi seperti itu, Eko mengkhawatirkan prosesnya justru akan mengganggu efektivitas pemerintahan yang mestinya langsung jalan setelah kabinet baru terbentuk. "Jangan sampai perubahan struktur kabinet justeru membuat pemerintahan baru terganggu dengan masalah redistribusi pegawai," imbuhnya.

Eko menuturkan sejak tahun 2013 Kementerian PANRB telah melakukan evaluasi terhadap kelembagaan pada 16 kementerian atau lembaga.

Meski belum tuntas benar, hasil itu bisa jadi masukan Kabinet Jokowi-JK, terutama mengenai keberadaan jabatan-jabatan eselon I di sejumlah kementerian atau lembaga yang tumpang tindih atau kurang efektif, atau terlalu gemuk. "Nanti semua akan kami serahkan. Kami juga akan menyampaikan masukan ini secara detail," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas