Pengamat: Menghemat APBN, Jokowi Lakukan Revolusi Mental
Jokowi memutuskan untuk menggunakan mobil lama sebagai komitmen untuk mengedepankan pelayanan publik daripada meningkatkan fasilitas pejabat tinggi
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Yudi Latif, Pakar Keagamaan dan Kenegaraan mengapresiasi sikap Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menolak rencana pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membelikan mobil baru bagi para kabinet baru dan para pejabat lembaga tinggi negara lainnya.
Jokowi memutuskan untuk menggunakan mobil lama sebagai komitmen untuk mengedepankan pelayanan publik daripada meningkatkan fasilitas pejabat tinggi negara.
"Langkah Jokowi tersebut merupakan wujud nyata revolusi mental. Selama ini pejabat mempunyai tradisi buruk dengan melakukan pemborosan terhadap APBN, yang notabene dikumpulkan dari uang rakyat, baik pajak maupun non-pajak. Para elite umumnya tidak mempunyai kepekaan atas penderitaan rakyat," ungkap Yudi Latif, Minggu (14/9/2014).
Menurutnya, Jokowi pada hakikatnya melaksanakan pesan Bung Karno agar pejabat publik tidak mengambil keuntungan di tengah penderitaan rakyat. Pejabat publik mestinya melayani rakyat dengan memberikan keteladanan dari segi penghematan anggaran dan kesederhanaan.
Maka dari itu, dalam rangka membangun kemandirian dalam bidang ekonomi salah satunya dengan melakukan penghematan, yang dimulai pertama-tama dari para elite. Kita harus mengubah mentalitas boros menjadi mental hemat dan keberpihakan pada rakyat. Jokowi telah lakukan hal itu.