Reuni KAGAMA Digelar di Jakarta 22 September Mendatang
Reuni akbar ini mengambil tema Guyub kini & nanti, artinya semua alumni hrs Selalu Guyub selamanya
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga besar alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) akan menggelar reuni akbar di Jakarta Convention Center 22 September mendatang.
Ketua Panitia Reuni KAGAMA Prof Otto Hasibuan menjelaskan sejumlahmenteri kabinet kerja dan presiden jokowi yg merupakan alumni UGM diharapkan akan menghadiri reuni akbar ini pada tanggal 22 September 2018, pukul 09.00 Wib.
"Mereka antara lain menteri perhubungan Budi Karya Sumadi, menteri luar negeri Retno Marsudi, Menteri PU dan Gubernur Menteri sekretaris Negara Pratikno Bahkan kita harapkan Presiden memberikan sambutannya," kata Otto Hasibuan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (23/8/2018).
Reuni akbar ini mengambil tema Guyub kini & nanti, artinya semua alumni harus Selalu Guyub selamanya.
Otto menambahkan banyaknya alumni UGM yang berkiprah diberbagai sektor kita harapkan dapat berbagi cerita dengan junior mereka dalam temu alumni tahun ini.
"Kita harapkan para senior KAGAMA bisa lebih erat hubungannya dengan adik-adik kita sehingga tercipta jaringan yang sangat kuat untuk memajukan bangsa,"tambahnya.
Baca: Jangan Pernah Sepelekan Hal Remeh, Siapa Sangka Ia Bisa Merusak Liburanmu! 13 Foto Ini Buktinya
Tidak kurang 3.000 alumni akan hadir dan bersilaturahmi dalam acara tersebut.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh seluruh alumni untuk megenang kembali masa-masa kuliah terlebih acara ini dihibur oleh Band Padi dan artis lainnya.
Kepada seluruh anggota KAGAMA untuk bisa menerima perbedaan karena sebentar lagi akan ada Pilpres dan Pemilihan legislatif serentak 2018 dan harus menjadi perekat persaudaraan dan persatuan.
“Kepada KAGAMA, saya imbau harus menerima perbedaan pilihan politik, kontestasi elektoral, sebagai keniscayaan. Kita harus jaga keniscayaan ini, dan buktikan pada masyarakat dan bangsa ini, kita sebagai anggota Kagama di manapun berada tetap, dan harus, menjadi perekat persaudaraan dan persatuan,” ujarnya.
KAGAMA juga harus bisa menunjukan kepelopran dalam menghadapi persoalan kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketimpangan. Semua itu adalah masalah bersama.
“Saya berharap Kagama tetap dan akan selalu menunjukkan kepeloporan, baik dalam menguatkan dan mengefekifkan peran negara, pemerintah, maupun dalam memperkuat solidaritas sosial, menggiatkan gotong royong dan mempromosikan kepatuhan, atau compliance, pada aturan dan tatanan yang sama-sama kita bangun,” katanya.