2.000 Mahasiswa Hadiri Kuliah Umum Menlu Retno Marsudi
Enam universitas telah didatangi pejabat Eselon 1 Kementerian Luar Negeri RI yang memberikan kuliah umum.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Setelah dilaksanakan di Yogyakarta dan Surabaya, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) menggandeng Universitas Padjadjaran dalam penyelenggaraan Diplomacy Festival atau DiploFest di Kampus Universitas Padjadjaran, Bandung Jawa Barat, Rabu (19/12/2018)
Sekira 2.000 orang telah mendaftar untuk menyaksikan kuliah umum Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
"Saya akan memulai public lecture di Unpad, bukan hanya mahasiswa Unpad saja yang akan hadir, mahasiswa dari lain. Sudah terdaftar berdasarkan online registrasi itu ada 2.000 orang akan hadir," kata Menlu Retno kepada awak media di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/12/2018).
Menurutnya, generasi milenial khususnya mahasiswa menjadi aset bangsa di masa depan yang harus dibekali pengetahuan diplomasi.
“Mahasiswa ini kan aset kita di masa depan. Mereka generasi milenial yang juga harus dibekali dengan pengetahuan diplomasi luar negeri,” ujar Menlu Retno.
"Konsep kita Fun for Education. Anak-anak mahasiswa ini pasti kan sukanya yang senang-senang, tapi jelas kita masukkan pengetahuan,” imbuhnya.
Baca: Hinca: Perusakan dan Penghilangan Baliho SBY dan Demokrat Masif dan Dilakukan Malam Hingga Dinihari
Rangkaian acara Diplomacy Festival sudah berjalan sejak Selasa (18/12/2018) kemarin.
Enam universitas telah didatangi pejabat Eselon 1 Kementerian Luar Negeri RI yang memberikan kuliah umum.
“Para dirjen memberikan kuliah umum soal perkembangan Indonesia seperti hukum internasional, ASEAN, Amerop, OKI dan lain-lain,” ucap Menlu Retno.
Baca: Bawaslu: Kotak Suara Pemilu dari Kardus Rawan Rusak Terpapar Air dan Terbakar
Menlu Retno menambahkan, tujuan diselenggarakan Diplomacy Festival ini untuk mensosialisasikan apa yang telah dilakukan Indonesia di kancah politik luar negeri, terutama selama empat tahun terakhir ini.
“Sehingga dengan adanya acara seperti ini, tidak ada jarak antara masyarakat dan politik luar negeri sekaligus kami menerima masukan dari mahasiswa-mahasiswa di Bandung,” pungkasnya.