Brigjen Fadil Imran Sampaikan Kuliah Umum di Uhamka
Kuliah umum ini bertema "Memperteguh Semangat Kebangsaan Mahasiswa dalam Menjaga Kedamaian dan Kesejukan Kontestasi Pilpres 2019"
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Kepala Satgas Nusantara Polri, Brigjen Pol Fadil Imran menyapaikan kuliah umum di Aula Ahmad Dahlan kampus II Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), Jakarta Timur, Kamis (3/1/2019).
Kuliah umum ini bertema "Memperteguh Semangat Kebangsaan Mahasiswa dalam Menjaga Kedamaian dan Kesejukan Kontestasi Pilpres 2019", penyelenggaran kegiatan ini adalah BEM UHAMKA bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (DPP PGK).
Brigjen Pol Fadil meggantikan Kasatgas Gatot Eddy Pramono yang berhalangan hadir.
Di hadapan sekitar 600 an mahasiswa, Fadil memaparkan kondisi Indonesia saat ini.
Baca: Tunjuk-tunjuk Fadli Zon Saat Debat, Jokomania Immanuel Ebenezer Geram hingga Singgung Raja Hoaks
Baca: Disinggung Soal Meriam Bellina, Hotman Paris Tutup Kuping Lalu Emosi ke Co-hostnya: Dia Mau Nyindir
Disebutkan, negara yang dihuni sekitar 265 juta jiwa dan kaya akan sumber daya alam ini memiliki potensi kerawanan konflik yang tinggi.
Menurut Fadil, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi kerawanan konflik atau perpecahan tersebut.
Pengaruh pertama karena faktor internal, dimana belum terciptanya pemerataan pembangunan meski Indonesia sudah berumur 73 tahun sebagai sebuah bangsa yang merdeka.
"Demografi Indonesia masih didominasi oleh masyarakat low class (less fortunate people), ketimpangan kesejahtraan karena adanya gap antara yang kaya dengan yang miskin," papar Fadil.
Dia juga menambahkan potensi kerawanan dapat dipengaruhi karena demokrasi dimanipulasi (low class dimanfaatkan untuk kepentingan elite).
Kemudian faktor eksternal, kata Fadil, juga dapat mempengaruhi potensi kerawanan konflik dan perpecahan bangsa dan negara ini.
Karena itu, Fadil menegaskan yang diharapkan saat ini adalah perbaikan dalam penguasaan ekonomi atau stabilitas lebih baik.
Selain itu, Fadil juga memaparkan soal kerawanan Kamtibmas, seperti konflik sosial, kejahatan narkotika, terorisme dan radikalisme, kejahatan dimensi baru seperti cyber crime, dan kejahatan yang meresahkan masyarakat, seperti curas dan curanmor, judi, miras dan lain-lain.
Karena potensi kerawanan koflik dan perpecahan itu, baik karena pengaruh internal dan eksternal, Fadil meminta agar pemuda dan mahasiswa bersatu padu, menjadi garda terdepan dalam memberikan rasa aman, nyaman, dan kesejukan di tengah-tengah masyarakat.
Pada kesempatan itu, Sekjen PGK Ryan Hidayat menyampaikan hal serupa. Menurut Ryan, pemuda dan mahasiswa harus memiliki standing posisi atau sikap tegas di tengah dinamika politik, yang menurut Ryan, terkadang memancing emosi, untuk stabilitas nasional.
"Kita sering diperintahkan oleh pemerintah soal stabilitas. Kita punya pengetahuan sendiri. Stabilitas itu keseimbangan. Ketika demokrasi tak seimbang, mahasiswa harus menjadi kolompok penyeimbang," katanya.
"Apakah kita tak boleh berpihak pada kepentingan politik tertentu? Boleh saja," tambah Ryan sambari menegaskan, pemuda dan mahasiswa yang disebut dengan istilah generasi milenial jangan mau disebut sebagai kolompok yang mengalami kelabilan.