Hasil UNBK SMP 2019: 55 Anak Lakukan Pelanggaran hingga Kemendikbud Sebut Ada Kenaikan Hasil UN
Hasil UNBK SMP 2019 diumumkan hari ini, Selasa (28/5/2019). Ada 55 anak yang melakukan pelanggaran hingga Kemendikbud sebut adanya kenaikan hasil UN.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Sri Juliati
Saat ini, pelaksanaan UNBK dilakukan dengan sistem semi online yakni soal dikirim ke server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline.
Baca: Baru Saja Lulus dari SMA, Inilah Sosok Izzat Ibrahim Assegaf, Putra Tunggal Najwa Shihab
Baca: Dapat Nilai UN Sempurna, Ananda Hafidh Rifai Siswa SMA N 4 Solo: Ya Allah, Nggak Nyangka
Hasil ujian selanjutnya dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload).
Secara nasional penyelenggaraan UN SMP diikuti 4,28 juta siswa, di 56.505 satuan pendidikan.
Terdapat 11 provinsi yang menyelenggarakan UNBK dengan persentase di atas 85 persen.
Provinsi tersebut adalah Aceh, Bangka Belitung, D.I. Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan.
Sama seperti hasil UNBK SMP/MTs, hasil UNBK SMA sederajat juga mengalami peningkatan.
Meskipun kenaikan yang terjadi terpaut sedikit dari tahun lalu, namun peningkatan tersebut menjadi titik awal yang baik.
"Sekarang ini (nilainya) murni, karena sudah hampir seratus persen menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK)."
"Ternyata tahun ini menunjukkan kenaikan, meskipun sedikit. Saya kira ini perlu disyukuri. Sebuah titik awal yang baik," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud, Totok Suprayitno, Selasa (7/5/2019) dikutip dari laman resmi kemdikbud.go.id.
Hasil ini, lanjut Totok, akan digunakan sebagai umpan balik guna meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Selain itu, perlu adanya suatu analisa untuk mengetahuoi faktor yang mempengaruhi pencapaian.
"Hasil UN ini selanjutnya akan dianalisis untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN."
"Hasil analisis tersebut akan didistribusikan ke semua dinas pendidikan untuk ditindaklanjuti dengan program-program peningkatan mutu pembelajaran,” tutur Totok.
(Tribunnews.com/Miftah)