Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi merupakan salah satu cara mewujudkan mimpi. Sayangnya, jutaan orang mesti merelakan mimpi dan cita-cita mereka karena tak dapat mengenyam pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.

Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia yang masih rendah—baru mencapai 34,58 persen menurut Kemenristekdikti—membuktikan banyak anak kehilangan akses ke perguruan tinggi. Salah satu alasannya adalah terkendala biaya.

Inilah yang membuat Dana Cita hadir memberikan solusi bagi pelajar dan mahasiswa agar dapat terus melanjutkan pendidikan tinggi tanpa takut terhalang masalah pembiayaan.

Dana Cita menyediakan program pembiayaan bagi pelajar, mahasiswa, maupun tenaga profesional untuk menempuh studi di lembaga pendidikan tinggi dan program kejuruan. Sebagai perusahaan fintech P2P lending yang terdaftar dan diawasi oleh OJK, Dana Cita memberikan pinjaman dana pendidikan yang mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat hingga ke pelosok negeri.

“Di luar sana banyak anak yang sebenarnya punya ambisi besar untuk masuk perguruan tinggi dan jurusan impian, terpaksa mengubur keinginan tersebut karena biaya. Seandainya mereka mendapat pendidikan yang dibutuhkan, kami percaya kualitas dan daya saing masyarakat Indonesia di mata dunia akan semakin meningkat,” ujar Susli Lie, Co-Founder Dana Cita.

Hingga saat ini, startup yang fokus pada pinjaman dana pendidikan ini telah berhasil membantu pelajar dan mahasiswa untuk menuntut ilmu di 179 institusi pendidikan di seluruh Indonesia. Angka ini akan terus bertambah, apalagi dengan hadirnya pilihan pembiayaan pendidikan berbasis syariah.

Program syariah tersebut merupakan bentuk upaya Dana Cita untuk mengakomodasi kebutuhan seluruh masyarakat di Indonesia. Startup lulusan Y Combinator ini ingin memastikan bahwa para pelajar mendapatkan rasa aman dan nyaman ketika memanfaatkan solusi pembiayaan untuk pendidikan mereka.

Beragam jenis biaya pendidikan dapat dibantu oleh Dana Cita. Biaya tersebut meliputi biaya akademis yang ditagihkan oleh institusi pendidikan seperti uang pangkal, uang SKS, uang semester—yang dikenal dengan UKT/SPP, dan berbagai biaya akademis lainnya.

Dana yang disalurkan oleh Dana Cita tidak terbatas untuk jalur pendidikan formal saja, tapi juga nonformal. Pendidikan formal yang dimaksud meliputi program vokasi, sarjana, pascasarjana, dan doktoral di perguruan tinggi negeri, swasta, maupun kedinasan yang terakreditasi BAN-PT. Sedangkan pendidikan nonformal mencakup lembaga kursus, pelatihan, dan sertifikasi.

Layanan yang berbasis teknologi informasi membuat peminjaman dapat dilakukan dengan mudah dan dari mana saja. Pemohon dapat mengajukan pinjaman langsung ke Dana Cita secara online melalui website, tanpa syarat agunan dan tanpa perlu membayar DP atau uang muka.

Besaran pinjaman yang bisa diajukan tidak dibatasi. Dana Cita memberikan pinjaman hingga 100% kebutuhan akademis pemohon dan nantinya dana yang disetujui akan dicairkan langsung ke institusi terkait. Jangka waktu pinjamannya sendiri mencapai 12 bulan untuk kebutuhan biaya satu semester, atau lebih panjang—hingga 24 bulan—untuk kebutuhan pembiayaan tertentu, seperti uang pangkal.

Melalui semua layanan dan keunggulan yang ditawarkan, Susli berharap Dana Cita dapat menyukseskan upaya pemerintah untuk mencapai target APK pendidikan tinggi sebesar 50% pada 2024.(*)