Kembangkan Sektor Pertanian, Kaum Muda Harus Dilibatkan
Samsul menjelaskan untuk membangun kesadaran anak-anak muda di bidang pertanian pihaknya mencetuskan program Duta Petani Muda
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Samsul Widodo mengatakan Pertanian adalah masa depan Indonesia dan potensinya sangat melimpah.
Dia menyebutkan saat ini 82,77 persen penduduk desa menggantungkan sumber pendapatan dari sektor pertanian.
Dia menyebutkan saat ini 82,77 persen penduduk desa menggantungkan sumber pendapatan dari sektor pertanian.
Baca: Jokowi Disarankan Tunjuk Sosok Tepat untuk Menpora
Namun, di era serba teknologi seperti sekarang ini perlu kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan sektor pertanian.
Karena itulah butuh peran anak muda untuk memajukan sektor pertanian.
“Kami menilai pertanian adalah masa depan Indonesia. Jika anak muda mau turun menggeluti sektor ini kami yakin dunia pertanian di Indonesia akan kian bergairah,” ujarnya dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Senin (14/10/2019).
Samsul menjelaskan untuk membangun kesadaran anak-anak muda di bidang pertanian pihaknya mencetuskan program Duta Petani Muda.
Diharapkan dengan program tersebut partisipasi dan ketertarikan kaum muda terhadap dunia pertanian semakin besar.
"Melalui kegiatan Duta Petani Muda kita berupaya membangun kesadaran anak-anak muda untuk terjun di bidang pertanian,” ujar Samsul.
Sementara itu Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) Dwi Rudi Hartoyo mengatakan program Duta Petani Muda sudah memasuki tahun ketiga.
Tugas Duta Petani Muda lanjut Dwi Rudi seperti pendampingan smart farming atau pertanian berbasis digital.
"Diakui atau tidak, sektor pertanian berbasis digital harus diterapkan, untuk itu membutuhkan generasi milenial untuk menerapkannya, terutama di daerah tertinggal" ujar Dwi Rudi.
Hal penting dalam program Duta Petani Muda ini kata Dwi Rudi adalah pelatihan intensif selama enam hari untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan tentang bisnis, penambahan wawasan tentang tren dan sektor pertanian pangan, pengenalan aspek gender, dampak lingkungan dan sosial dari rantai nilai pertanian, serta pengembangan karakter kepemimpinan bagi petani muda.
Pelatihan dirancang dengan pendekatan pendidikan orang dewasa yang memadukan teori di kelas dan praktik.
Kurikulum pelatihan dirancang untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas kepemimpinan, serta menghubungkan para petani muda dengan jaringan pendukung produksi pangan.
Program Duta Petani Muda juga mempromosikan sektor pertanian sekaligus menginspirasi anak muda menjadi petani, dan berkontribusi pada perkembangan daerah masing-masing melalui kerja sama dengan kelompok tani, organisasi pemuda dan sektor bisnis.
Untuk saat ini, Ditjen PDT masih membatasi jumlah Duta Petani Muda yang direkrut, yakni dua orang per kabupaten. Kendati sifatnya hanya relawan, tetapi untuk menjadi Duta Petani Muda tidaklah mudah.
Ada tahapan dan seleksi yang harus dilalui. Tujuannya agar target meningkatkan pendapatan petani di daerah tertinggal bisa terealisasi.
Baca: Palapa Ring Diresmikan, Jokowi: Jangan Dipakai untuk Sebar Hoaks
Animo anak muda ingin menjadi Duta Petani Muda terbilang cukup besar. Selain membantu mensosialisasikan berbagai program Kemendes PDT pada sektor pertanian, Duta Petani Muda juga akan menginformasikan perkembangan dari program yang sedang berjalan di masyarakat kepada Kemendes PDT.
“Kami tidak mau setelah program selesai, ya sudah tidak ada kelanjutan lagi. Kami berharap Duta Petani Muda ikut memberikan informasi mengenai pelaksanaan program. Khususnya yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam menjalankan program. Biasanya hal itu dilakukan pada berbagai forum. Jadi kami sengaja mengundang mereka untuk menjadi mediator dengan petani,” tutup Dwi Rudi.