Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nadiem Makarim Jawab soal Wacana Penghapusan UN, Alasan hingga Waktu Pelaksanaan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memberikan penjelasan mengenai wacana penghapusan Ujian Nasional (UN).

Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Nadiem Makarim Jawab soal Wacana Penghapusan UN, Alasan hingga Waktu Pelaksanaan
Screenshoot Youtube Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nadiem makarim terlihat nampak memakai baju adat Jawa Tengah, Beskap, dalam memimpin upacara Peringatan Sumpah Pemuda 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memberikan penjelasan mengenai wacana penghapusan Ujian Nasional (UN).

Nadiem membeberkan alasan rencana penghapusan UN hingga kapan perkiraan waktu pelaksanaanya. 

Berikut rangkuman pernyataan Nadiem sebagaimana dikutip dari Kompas.com:

1. UN Tahun Ajaran Ini Tetap Berjalan

Peserta ujian mengerjakan soal Bahasa Indonesia pada pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMA/MA/SMAK hari pertama di SMA Negeri 5, Jalan Belitung, Kota Bandung, Senin (1/4/2019). UNBK 2019 tingkat SMA/MA/SMAK berlangsung selama 4 hari, yakni 1 April, 2 April, 4 April, dan 8 April 2019. Pelaksanaan UNBK di SMAN 5 Bandung diikuti 367 peserta yang dibagi dalam dua sesi dengan menggunakan lima ruangan. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Peserta ujian mengerjakan soal Bahasa Indonesia pada pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMA/MA/SMAK hari pertama di SMA Negeri 5, Jalan Belitung, Kota Bandung, Senin (1/4/2019). UNBK 2019 tingkat SMA/MA/SMAK berlangsung selama 4 hari, yakni 1 April, 2 April, 4 April, dan 8 April 2019. Pelaksanaan UNBK di SMAN 5 Bandung diikuti 367 peserta yang dibagi dalam dua sesi dengan menggunakan lima ruangan. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Nadiem Makarim memastikan UN di tahun ajar ini yakni UN pada tahun 2020 akan tetap berjalan.

UN 2020 tetap dilakukan agar para siswa yang belajar saat ini tetap tenang.

"Yang sudah pasti 2020 kan masih akan jalan UN."

Berita Rekomendasi

"Itu kan sudah kami umumkan, biar tenang bagi yang sudah belajar dan sebagainya," ujar Nadiem di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (30/11/2019). 

Nadiem kemudian menjelaskan bahwa wacana penghapusan UN saat ini masih dikaji, dievaluasi dan dilakukan penilaian.

"Kan masih dikaji. Baru minggu lalu kan. Ya kita bertahap assessment. Tahap mengevaluasi, jadi ya belum siap," kata Nadiem.

2. Tegaskan Bukan Sekedar Menghapus

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim (Tribunnews.com/Reza Deni)

Nadiem Makarim, evaluasi terhadap UN bisa sekedar wacana hapus-menghapus.


Menurut Nadiem yang lebih penting adalah melihat kembali esensi dari pelaksanaan UN itu sendiri.

"Jadi ini (kajian UN) semacam prinsipnya. Jadi semua ini bukan wacana hapus-menghapus tetapi ini juga wacana memperbaiki esensi dari UN sebenarnya itu apa. Apa untuk menilai murid atau untuk menilai sistem," jelas Mendikbud Nadiem.

Nadiem menyatakan banyak aspirasi datang dari masyarakat dan dunia pendidikan untuk mengkaji kembali pelaksanaan UN.

Ia melanjutkan, banyak pula aspirasi masyarakat yang sebenarnya bukan ingin menghapuskan UN tetapi lebih kepada menghindari dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari UN tersebut.

"Banyak sekali aspirasi dari masyarakat, dari guru, dari murid dari orangtua yang sebenarnya banyak juga dari mereka yang bukan ingin menghapuskan tetapi menghindari hal-hal yang negatif; dari sisi stress, kayak menghukum siswa yang mungkin dari bidang (UN) itu kurang kuat dan lain-lain," ujar Mendikbud Nadiem.

3. Alasan Kemendikbud Berencana Hapus UN

Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 saat mengikuti Ujian Nasional Bersama Komputer (UNBK) di SMPN 1, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019). UN yang dilaksanakan terdiri dari Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNPK). Semua ujian dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia kecuali di Provinsi Papua, Papua Barat, dan NTT yang digelar pada 23-26 April 2019. (Tribunnews/Jeprima)
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 saat mengikuti Ujian Nasional Bersama Komputer (UNBK) di SMPN 1, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019). UN yang dilaksanakan terdiri dari Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNPK). Semua ujian dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia kecuali di Provinsi Papua, Papua Barat, dan NTT yang digelar pada 23-26 April 2019. (Tribunnews/Jeprima) (Tribunnews/JEPRIMA)

Nadiem Makarim mengungkapkan alasan yang melatarbelakangi rencana penghapusan ujian nasional (UN).

Menurut dia, ada keinginan untuk menghindari dampak negatif dari UN tersebut.

"Banyak sekali aspirasi dari masyarakat. Sebenarnya dari guru, dari murid, dari orangtua yang sebenarnya banyak juga dari mereka yang inginnya bukan menghapus, tapi menghindari hal yang negatif," ujar Nadiem di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).

Dia mencontohkan, tingkat stres yang tinggi pada siswa saat persiapan ujian nasional.

Kemudian, saat siswa menghadapi ujian yang pelajarannya bukan bidang mereka, ada rasa khawatir yang berlebihan.

4. Tanggapan Pengamat

Pemerhati Pendidikan Dony Koesoema memberikan tanggapan positif terkait dengan kabar pengkajian penghapusan ujian nasional oleh Mendikbud.

Dony Koesoema menilai keputusan Nadiem Makarim untuk mengevaluasi kebijakan ujian nasional sudah tepat.

"Kalau Mas Nadiem ini mau mengevaluasi kebijakan ujian nasional itu sudah sangat tepat, tetapi saya ingin jangan sampai evaluasi ujian nasional hanya membahas satu kegiatan yang disebut ujian nasional," jelas Dony dalam tayangan yang diunggah tvOneNews, Kamis.

Dony Koesoema mengatakan soal pengkajian ujian nasional harus menggunakan pertimbangan yang utuh.

Meliputi evaluasi yang sifatnya internal dan evaluasi yang sifatnya eksternal.

Karena ujian nasional adalah bagian dari standar nasional pendidikan yang berhubungan dengan standar penilaian.

Selain itu, ujian nasional juga berkaitan dengan proses seleksi masuk ke perguruan tinggi.

"Karena ujian nasional itu adalah bagian dari standar nasional pendidikan terutama standar penilaian, evaluasi yang sifatnya internal ada yang evaluasi sifatnya eksternal," terang Dony.

"Nah ini harus dipertimbangkan secara utuh oleh Mas Menteri ini, terutama ujian nasional ini kan terkait juga dengan bagaimana proses seleksi masuk ke perguruan tinggi," tambahnya.

(Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/Yohanes Enggar Harususilo) (Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas