96 Penulis Berkarya di Tengah Pandemi Covid 19 Lewat Buku Amazing Fairy Tales, Bukan Dongeng Biasa
Sebanyak 96 penulis dari berbagai latar belakang profesi, sukses merampungkan sebuah buku berjudul Amazing Fairy Tales (Bukan Dongeng Biasa).
Penulis: Suut Amdani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Dongeng klasik juga muncul dalam buku ini. Salah satunya adalah karya Muslichah berjudul raja yang kehilangan sahabatnya.
Dongeng ini berkisah tentang penyesalan sang raja karena terlalu percaya kepada perdana Menteri yang suka menghasut dan culas.
Perdana menteri telah memfitnah Abu Taman, teman raja. Akhirnya, Abu Tamam ditangkap dan oleh Raja dan langsung dihukum gantung.
Namun, hati sang Raja tidak tenang dan selalu resah. Suatu ketika, Raja mendengar percakapan juru masak istana di dapurnya yang sedang berbincang-bincang dengan si Pemijat Raja.
Mereka menyebut-nyebut nama Abu Tamam, “Kasihan sekali Abu Tamam, padahal dia orangnya baik, tapi karena Perdana Menteri menjebaknya. Akhirnya dia kena hukuman gantung.”
Raja menyesal, setelah mendengar bahwa Abu Tamam dijebak oleh Perdana Menteri. Tapi, penyesalan Raja tidak bisa mengembalikan Abu tamam hidup kembali.
Baca: Hari Buku 17 Mei, Penulis Indonesia Luncurkan Buku Bersama Kemanusiaan pada Masa Corona
Dongeng Fabel
Dalam buku ini juga ada dongeng fabel. Salah di antaranya karya Teguh Indriawan berjudul Belibis dan Musang.
Dongeng ini bercerita tentang taktik musang yang ketahuan oleh belibis.
Musang yang mempunyai niat jahat pada belibis dibuat lari pontang-panting karena kedatangan Pak Tani.
Padahal itu sebenarnya adalah taktik belibis supada tidak ditangkap Musang.
Dongeng fabel mendominasi, Adalagi tentang Moli Lebah Hebat Wiwin karya Muhyi Susanti.
Moli si lebah mengajarkan anak-anak untuk berbagi makanan dan mau meminta maaf jika berbuat kesalahan.
Pesan positif seperti itu akan lebih bisa diterima anak-anak karena diceritakan dengan Bahasa sederhana yang tidak menggurui.