Integrasi Layanan Digital, Bantu Atasi Permasalahan Kampus
dampak Covid-19 untuk Universitas Panca Sakti cukup besar, terutama dari penerimaan mahasiswa baru yang jumlahnya berkurang sekitar 40-50 persen
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi membuat beberapa kampus di Indonesia mengalami kesulitan, mulai dari sistem pembelajaran hingga pembayaran biaya pendidikan mengalami perubahan sebab harus menyesuaikan dengan kondisi yang tidak memungkinkannya kegiatan tatap muka.
Sayangnya, perubahan ini tidak dapat diadopsi oleh beberapa kampus dengan cepat yang berdampak pada keuangan kampus yang tidak stabil disebabkan oleh berkurangnya jumlah calon mahasiswa dan kesulitan pembayaran biaya pendidikan oleh mahasiswa.
Nugra, Marketing Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I), menuturkan bahwa saat pandemi berlangsung pendaftaran calon mahasiswa baru di setiap cabang LP3I memiliki jumlah yang berbeda-beda, bahkan cenderung timpang antar cabang.
Hal ini berdampak pada keuangan masing-masing cabang yang tidak merata dan keberlangsungan cabang dengan jumlah peminat terkecil yang terancam ditutup.
"Lebih buruknya lagi, beberapa kampus mengalami penurunan jumlah peminat secara drastis dari tahun sebelumnya," katanya Selasa (8/12/2020).
Zaharuddin selaku Rektor Universitas Panca Sakti juga mengungkapkan, dampak Covid-19 untuk Universitas Panca Sakti cukup besar, terutama dari penerimaan mahasiswa baru yang jumlahnya berkurang sekitar 40%-50%”.
Hal ini membuat manajemen kampus mencari digitalisasi yang tidak hanya meningkatkan kualitas manajemen pendidikan, namun juga dapat meningkatkan pemasaran dan keberlangsungan kampus tersebut.
Ian McKenna selaku Founder dan CEO Infradigital mengatakan, enam bulan terakhir ini menunjukan seberapa pentingnya infrastruktur digital, khususnya yang berhubungan dengan pembayaran.
Apalagi dengan diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang terus berjalan hingga saat ini dan masalah sulitnya mencari mahasiswa baru.
Kami sangat bangga untuk menyambut LP3I, IT PLN, Universitas Panca Sakti Bekasi, Universitas Muhammadiyah Kuningan dan STIMA IMMI Jakarta sebagai bagian dari Jaringan IDN.
"Kami berharap dapat terus membantu lembaga pendidikan beserta dengan mahasiswanya untuk dapat memperlancar proses perjalanan mereka menuju cashless dan membantu permasalahan yang sedang mereka alami,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI), Budi Djatmiko mengatakan, kerjasama dengan Infradigital mengajak perguruan tinggi untuk memperbaiki pengelolaan kampus dan mempercepat digitalisasi di kampus sehingga mendorong peningkatan kualitas mutu pendidikan dan layanan pendidikan.
Infradigital, dengan produknya Jaringan IDN mendukung layanan digital yang telah diterapkan di kampus menjadi lengkap dan saling terintegrasi, mulai dari Sistem Informasi Akademik, pembayaran biaya pendidikan, kegiatan belajar mengajar hingga Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB).
Jaringan IDN, membantu digitalisasi lembaga pendidikan dengan sistem yang mudah, terjangkau, dan terintegrasi di 18 kanal pembayaran seperti Gojek, Tokopedia, Indomaret, BliBli, LinkAja, dan lainnya.
Hal ini membuat pemasaran menjadi lebih luas karena adanya nama dan logo kampus yang tampil di kanal-kanal tersebut, serta orang tua menjadi lebih mudah dalam pembayaran biaya pendidikan dan pendaftaran kampus.
Tak heran, kampus-kampus seperti LP3I, Institut Teknologi (IT) PLN, Universitas Panca Sakti Bekasi, Universitas Muhammadiyah Kuningan dan STIMA IMMI Jakarta Selatan mulai menerapkan digitalisasi dengan menggandeng Jaringan IDN.