Kemendikbud Luncurkan Dua Program Baru Pendidikan Vokasi
Program tersebut, yakni perubahan program peningkatan SMK menjadi diploma dua (D2) jalur cepat dan Peningkatan Prodi diploma tiga (D3) menjadi sarjana
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan dua program baru dalam pendidikan vokasi.
Program tersebut, yakni perubahan program peningkatan SMK menjadi diploma dua (D2) jalur cepat dan Peningkatan Prodi diploma tiga (D3) menjadi sarjana terapan (D4).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan program ini untuk memaksimalkan penyerapan lulusan vokasi ke Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
"Kedua program yang mengusung semangat Merdeka Belajar ini merupakan terobosan Ditjen Pendidikan Vokasi untuk mewujudkan percepatan misi Kemendikbud dalam memperbesar keterserapan lulusan pendidikan vokasi oleh dunia usaha dan industri," ujar Wikan di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/12/2020).
Melalui program ini, siswa bebas memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat.
Baca juga: Kemendikbud Minta Pendidikan Vokasi Dapat Jawab Tantangan di Dunia Usaha dan Industri
Melalui program Peningkatan Prodi D3 menjadi D4, para mahasiswa dapat menambah satu tahun untuk mendapatkan keterampilan.
Wikan menambahkan, pendidikan vokasi diarahkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang terampil, kompeten, berdaya saing, dan berkarakter sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
"Karena itu perlu adanya komitmen kuat berbagai pihak untuk membangun ‘link and super-match’ antara dunia pendidikan vokasi dengan DUDI. Ini sangat dibutuhkan untuk menghadirkan lulusan yang relevan dengan pasar kerja sehingga keterserapan lulusan lebih terjamin," jelas Wikan.
Seperti diketahui, Ditjen Pendidikan Vokasi mendorong terjadinya kolaborasi yang erat atau Link and Match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan kerja.
Kolaborasi yang terbentuk antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan kerja harus mencapai tahap "menikah".