Mengenal Alat Musik Tradisional Sasando: Berikut Cara Memainkan, Bentuk, Jenis, dan Sejarahnya
Sasando adalah alat musik tradisional berasal dari dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Berikut cara memainkan alat musik sasando.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Alat musik sasando dimainkan dengan cara?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu harus tahu dulu tentang alat musik Sasando.
Tidak hanya cara memainkan alat musiknya, kamu juga bisa mengetahui sejarah, fungsi, bentuk, jenis, dan perkembangan sasando.
Dikutip dari KBBI, sasando adalah alat musik petik dari Pulau Rote yang terdiri atas tabung bambu dengan rentangan beberapa dawai yang ditempatkan pada ruang resonansi yang terbuat dari daun lontar.
Baca juga: Pengertian Interval Harmonis dan Melodis Lengkap dengan Ciri-ciri Bunyi Interval
Baca juga: Apakah Cita-cita Patih Gajah Mada Terlalu Tinggi saat Itu? Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 Buku Tematik
Sasando merupakan alat musik tradisional dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dikutip dari laman resmi Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur, alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik dengan menggunakan jari ini tidak memiliki chord.
Sasando hampir mirip dengan alat musik tradisional lainnya seperti Kecapi atau Harpa.
Namun, sasando memiliki bentuk dan suara yang sangat khas.
Baca juga: Upaya Mengembangkan Kehidupan Kebangsaan Menuju Masyarakat Sejahtera
Lantas, bagaimana cara memainkan alat musik sasando?
Cara memainkan sasando
Meski alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik, sasando memiliki cara yang berbeda dengan alat musik petik lainnya.
Sasando biasanya dimainkan menggunakan kedua tangan dengan arah yang berlawanan.
Tangan kanan berperan untuk memainkan accord, sedangkan tangan kiri sebagai melodi atau bass.
Untuk memainkan Sasando ini tentu tidak mudah, dibutuhkan harmonisasi perasaan dan teknik, sehingga menghasilkan nada yang pas dan merdu.
Selain itu keterampilan jari dalam memetik sangat diperlukan.
Hampir sama dengan alat musik Harpa, keterampilan dalam memetik dawai sangat mempengaruhi suara apalagi bila memainkan nada tempo cepat maka keterampilan tangan sangat diperlukan.
Baca juga: Pengertian Poster Lengkap dengan Ciri-ciri, Tujuan dan Unsur-unsur yang Harus Diperhatikan
Bentuk sasando
Pada bagian utama Sasando berbentuk tabung panjang yang terbuat dari bambu khusus.
Bagian bawah dan atas bambu terdapat tempat untuk memasang dan mengatur kencangnya dawai.
Pada bagian tengah bambu biasanya diberi senda (penyangga) di mana dawai direntangkan.
Senda ini digunakan untuk mengatur tangga nada dan menghasilkan nada yang berbeda di setiap petikan dawai.
Sedangkan wadah untuk resonansi berupa anyaman daun lontar yang sering disebut haik.
Jenis sasando
Menurut perkembangannya, Sasando dibagi menjadi dua tipe, yaitu tradisional dan elektrik.
Sasando tradisional merupakan bentuk Sasando aslinya dan dimainkan tanpa alat elektronik seperti amplifier.
Sedangkan Sasando elektrik merupakan jenis Sasando yang bisa dimainkan dengan alat elektronik.
Biasanya Sasando elektrik dimainkan dalam panggung besar atau pertunjukan modern.
Berdasarkan suaranya, sasando juga dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya seperti Sasando engkel, Sasando dobel, Sasando gong dan Sasando biola.
Sasando engkel merupakan jenis Sasando yang memiliki 28 dawai.
Sasando dobel biasanya memiliki 56 atau 84 dawai, sehingga memiliki lebih banyak jenis suara.
Untuk sasando gong, merupakan jenis sasando yang memiliki suara hampir menyerupai suara gong.
Sedangkan sasando biola memiliki suara hampir sama dengan suara biola.
Tentunya penggunaan setiap jenis sasando disesuaikan dengan keahlian setiap pemain dan kebutuhan pertunjukan.
Fungsi dan makna sasando
Sasando termasuk salah satu alat musik yang memiliki suara bervariasi, sehingga dapat dimainkan dalam genre yang bervariasi seperti musik tradisional, pop, dan genre musik lainnya yang bukan musik elektrik.
Dalam masyarakat Rote sendiri, Sasando sering dimainkan untuk mengiringi tarian, lagu, syair dan acara hiburan lainnya.
Sejarah sasando
Ada beberapa versi cerita yang mengisahkan tentang awal mula sasando.
Salah satu cerita yang banyak berkembang di masyarakat adalah kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana dan jatuh cinta dengan putri Raja.
Mengetahui Sangguana jatuh cinta kepada putrinya, sang Raja pun memberikan syarat untuk menerima Sangguana.
Sangguana diminta untuk membuat alat musik yang berbeda dengan alat musik lainnya.
Berdasarkan mimpi yang dialami Sangguana, ia membuat alat musik yang disebut dengan Sasando dan diberikan kepada sang Raja.
Raja pun kagum dengan alat musik yang dibuat oleh Sangguana, dan kemudian Raja menikahkan putrinya dengan Sangguana.
Secara harfiah nama Sasando berasal dari bahasa Rote, yaitu "Sasandu" yang berarti "bergetar atau berbunyi".
(Tribunnews.com/Fajar)