BPIP: Peta Jalan Pendidikan Diperlukan Indonesia Agar Siswa Tak Jadi Kelinci Percobaan
Berganti rezim, berganti menteri, berganti pula kebijakan pendidikan yang diterapkan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo menyambut baik adanya Peta Jalan Pendidikan Indonesia yang tengah disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Menurutnya, gonta ganti kebijakan pendidikan merupakan hal yang lumrah.
Berganti rezim, berganti menteri, berganti pula kebijakan pendidikan yang diterapkan. Hal tersebut terkadang menimbulkan kesan seolah memposisikan peserta didik sebagai kelinci percobaan bagi suatu kebijakan dan sistem pendidikan.
“Dari semua rencana dan eksekusi yang telah dilakukan oleh Kemendikbud tersebut perlu diperhatikan sosialiasi ke depannya kepada para pemangku kepentingan dan juga masyarakat luas. Selain itu, dalam pembuatan peta jalan pendidikan ini tidak tergesa-gesa,” kata Romo Benny kepada Tribunnews.com, Rabu, (10/2/2021).
Baca juga: Usul ke Kemendikbud, BPIP Harap Pancasila Masuk Kurikulum, Asosiasi Guru PPKN Beri Respons
Menurut Benny Peta Jalan Pendidikan diperlukan sekarang ini. Namun dalam menyusun Peta Jalan tersebut harus mengakomodir masukan dari pemangku kepentingan dan masyarakat luas.
Baca juga: Ketua DPD RI Sarankan Mendikbud Bikin Kurikulum Masa Darurat
Tujuannya agar ke depan tidak ada miskomunikasi atau mispresepsi yang berdampak pada polemik dalam masyarakat sebagai dampak lahirnya Peta Jalan Pendidikan Indonesia.
“Dunia pendidikan menjadi karut-marut, tidak tentu arahnya. Bila elite berpikir sempit dan jangka pendek, pendidikan akan musnah. Memajukan pendidikan adalah sebuah pekerjaan panjang. Kebiasaan berpikir jangka pendek telah membutakan mata hati dan membelokkan arah pendidikan.” ujarnya.
Benny juga berpendapat, permasalahan pendidikan di Indonesia tak sekadar kurikulum, lebih dari itu paradigma pendidikan Indonesia juga perlu diluruskan sesuai dengan amanat Para Pendiri Bangsa, seperti Ki Hajar Dewantara yang merupakan Bapak Pendidikan Indonesia.
“Pendidikan harus mampu memanusiakan manusia, membebaskan dan meniadakan dehumanisasi. Pendidikan menjadi usaha pemanusiaan secara terus-menerus.” pungkasnya.