Apa Itu Perjuangan Fisik dan Perjuangan Diplomasi? Berikut Contohnya
Simak pembahasan mengenai apa itu perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi, lengkap beserta contohnya.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini pembahasan mengenai apa itu perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi.
Perjuangan para pahlawan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan dua cara, yakni perjuangan fisik dan diplomasi.
Perjuangan fisik dilakukan dengan mengandalkan kontak senjata, sementara perjuangan diplomasi dilakukan melalui meja-meja perundingan.
Baca juga: Apa Itu Mencair, Membeku, Menguap, Mengembun dan Menyublim? Berikut Pengertian dan Contohnya
Baca juga: Apa Itu Alat Musik Garantung? Berikut Asal, Bahan dan Cara Memainkannya
Perjuangan Fisik
Dikutip dari jurnal Perjuangan Lasykar Rakyat dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Lampung Selatan tahun 1945, karya Dany Lapeba, dkk, disebutkan bahwa perjuangan fisik merupakan perjuangan yang dilakukan dengan menggunakan senjata atau mengandalkan kekuatan militer.
Selain itu, biasanya perjuangan fisik dapat menimbulkan banyak korban yang berjatuhan.
Berikut ini contoh perjuangan fisik, dikutip dari Materi Buku Tematik Tema 7 Kelas 5 Peristiwa dalam Kehidupan:
1. Pertempuran 10 November 1945
Pertempuran 10 November 1945 terjadi di Surabaya, yang kemudian setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Berawal dari tewasnya Jenderal Mallaby, pimpinan Sekutu. Adapun tokoh yang terlibat adalah Bung Tomo, Gubernur Suryo, dan Kolonel Sungkono.
2. Palagan Ambarawa
Palagan Ambarawa terjadi pada tanggal 15 Desember 1945 di Ambarawa, Jawa Tengah. Setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infantri Nasional. Insiden ini bermula dari Sekutu mempersenjatai tawanan yang sudah dibebaskan. Sekutu juga membebaskan orang-orang Belanda secara sepihak. Adapun tokoh yang terlibat dalam peristiwa ini antara lain Kolonel Isdiman dan Kolonel Sudirman.
3. Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 23 Maret 1946. Insiden ini bermula dari ultimatum Sekutu meminta senjata yang diperoleh dari tentara Jepang untuk diserahkan kepada Sekutu. Namun, rakyat Bandung menolaknya, bahkan membakar Kota Bandung agar tidak dikuasai Sekutu. Tokoh yang terlibat antara lain Moh. Toha, Abdul Haris Nasution, dan Suryadi Suryadarma.
4. Medan Area
Medan Area terjadi pada tanggal 10 Desember 1945 karena orang-orang Belanda menginjak-injak bendera Merah Putih. Tokoh yang terkenal adalah Ahmad Tahir.
5. Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi di Yogyakarta. Peristiwa ini dipicu Belanda yang menduduki Kota Yogyakarta dan mempropagandakan bahwa TNI telah hancur. Tokoh yang terlibat antara lain Letkol Suharto dan Sultan Hamengkubuwono IX.
Baca juga: Apa Itu Energi Alternatif? Berikut Pengertian dan Jenis Energinya
Baca juga: Apa Itu Disintegrasi? Faktor Munculnya Disintegrasi dan Upaya Pencegahannya
Perjuangan Diplomasi
Perjuangan diplomasi adalah kebalikan dari perjuangan fisik.
Perjuangan diplomasi merupakan perjuangan yang lebih mengutamakan perundingan, menarik simpati dunia internasional, serta menghasilkan kesepakatan.
Perjuangan diplomasi sama sekali tidak menggunakan senjata sehingga tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan.
Perjuangan secara diplomasi juga dilakukan dari perundingan satu ke
perundingan yang lain.
Berikut ini contoh perjuangan diplomasi, dikutip dari Materi Buku Tematik Tema 7 Kelas 5 Peristiwa dalam Kehidupan:
1. Perundingan Linggarjati
Diadakan pada tanggal 10 November 1946 di Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat. Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir dan Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhon. Hasil perjanjian ini sebagai berikut:
- Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatra.
- Negara Indonesia Serikat terdiri dari Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Kalimantan.
- Negara Indonesia Serikat dan Belanda merupakan satu uni dengan nama Uni Indonesia-Belanda yang diketuai Belanda. Namun, Belanda mengingkari perjanjian ini dan melancarkan Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947.
2. Perjanjian Renville
Perjanjian Renville diadakan pada tanggal 17 Januari 1948 di atas kapal USS Renville milik Amerika Serikat. Isi perjanjian ini sebagai berikut:
- Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatra.
- Semua pasukan RI harus ditarik mundur dari wilayah-wilayah yang diduduki Belanda.
- Belanda tetap berdaulat di seluruh wilayah Indonesia sampai diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) yang akan segera dibentuk. Namun, Belanda lagi-lagi mengingkari isi Perjanjian Renville dan melakukan Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1949.
3. Perjanjian Roem Royen
Diadakan pada tanggal 17 April 1949 di Jakarta. Indonesia diwakili oleh Moh. Roem dan Belanda diwakili oleh Van Royen. Isi perjanjian ini sebagai berikut:
- Pemerintah Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.
- Menghentikan gerakan militer dan mengembalikan tawanan.
- Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
- Akan segera dilaksanakan Konferensi Meja Bundar.
(Tribunnews.com/Latifah)