Apa Itu Puisi? Berikut Pengertian, Ciri-ciri hingga Jenis-jenis Puisi
Simak penjelasan mengenai puisi, yakni ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan mengenai pengertian puisi yang bisa dipelajari dalam artikel ini.
Puisi memiliki isi-isi yang penuh makna dengan bahasa yang indah.
Puisi bisa dikatakan sebagai karya sastra hasil dari ungkapan dan perasaan seseorang dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik, dan bait.
Dilansir Kbbi.web.id, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Ada beberapa jenis puisi, di antaranya puisi lama, puisi baru, dan puisi kontemporer.
Tentang Puisi
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), puisi merupakan sastra yang membangkitkan kesadaran imajinatif dan terkonsentrasi pengalaman atau respon emosional melalui bahasa yang dipilih serta diatur untuk makna, suara, dan ritme.
Puisi merupakan subyek yang luas, bahkan setua sejarah dan lebih tua.
Puisi hadir di mana dan bisa dibuat oleh siapapun, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Biasanya puisi dikenali dari ketergantungan pada suku kata, garis, dan berhubungan dengan struktur.
Kecil kemungkinan bahwa jenis sastra lain memiliki istilah teknis seperti puisi.
Ciri-ciri Puisi
Adapun ciri-ciri puisi yakni:
- Terdiri atas kumpulan kata-kata yang tersusun menjadi baris-baris.
- Baris-baris tersebut terkumpul menjadi beberapa bagian.
- Setiap baris terakhir berbunyi kata vokal terkadang berupa huruf konsonan.
- Setiap baris terakhir bunyi vokal kata teratur.
Baca juga: Apa Itu Ekosistem? Berikut Pengertian, Komponen, Jenis-jenis hingga Perbedaannya
Baca juga: Apa Itu Pantun? Ini Pengertian, Ciri-ciri, Jenis-jenis Pantun hingga Contohnya
Jenis-jenis Puisi
Rian Damariswara dalam Buku Konsep Dasar Kesustaraan (2018), ada bebera jenis puisi, yaitu:
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang diciptkan pada masa lalu dan terikat oleh aturan-aturan.
Aturan yang dimaksud adalah jumlah baris dalam bait, jumlah kata dalam baris, dan jumlah suku kata mauun rima.
Dalam puisi lama terbagi dalam beberapa jenis juga, yakni:
- Pantun, adalah puisi yang terdiri dari empat lari dengan rima akhir ab-ab. Pantun bisa dibedakan berdasarkan jenis, seperti pantun lucu, pantun anak, dan sebagaianya.
- Mantra, adalah ucapan-ucapan yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan magic. Biasanya dipakai dalam acara tertentu.
- Karmina, merupakan jenis pantun pendek yang terdiri dari dua baris. Karena pendek, karmina sering disebut pantun kilat.
- Seloka, merupakan pantun berkait yang berasal dari Melayu klasik dan berisi pepatah.
- Gurindam, adalah puisi yang terdiri dari dua baik, yang mana tiap bait terdiri dua baris kalimat dengan rima yang sama.
- Syiar, adalah puisi yang tersusun atas empat baris dengan bunyi akhiran yang serupa. Biasanya syair menceritakan sebuah kisah dan di dalamnya terkandung amanat.
- Talibun, merupakan pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki irama abc-abc.
2. Puisi Baru
Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat aturan.
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Dalam puisi baru juga digolongkan menjadi delapan, yakni:
- Ode, adalah puisi lirik bisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema serius.
- Balada, adalah sajak sederhana yangmengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan.
- Himne, adalah sejenis nyanyian pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, atau Dewa, atau sesuatu yang dianggap penting dan sakral.
- Epigram, adalah puisi yang berisi tentang ajaran dan tuntunan hidup.
- Romansa, adalah puisi cerita yang berisi tentang kisah-kisah cinta kasih.
- Elegi, adalah puisi yang berisi tentang ratap tangis atau kesedihan.
- Satire, adalah puisi tentang sindiran atau kritik kepada penguasan.
- Distikon, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari dua baris.
- Terzina, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari tiga baris.
- Kuatren, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari empat baris.
- Kuint, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari lima baris.
- Sekstet, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari enam baris.
- Septima, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari tujuh baris.
- Oktaf/ Stanza, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari delapan baris.
- Soneta, adalah puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi dua.
Di mana dua bait pertama masing-masing 4 baris, dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.
3. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer merupakan salah satu jenis puisi yang keberadaannya muncul pada era setelah tahun 2000.
Menurut KBBI, kontemporer adalah bermakna masa kini sesuai dengan keadaan zaman.
Dalam puisi kontemporer dibagi tiga, yakni:
- Mantra, adalah puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra.
- Mbeling, adalah puisi yang sudah tidak mengikuti aturan umum dan ketentuan dalam puisi.
- Konkret, adalah puisi yang mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com/Ari Welianto/Serafica Gischa)