Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerajaan Majapahit: Sejarah, Masa Kejayaan hingga Peninggalan

Mengenal Kerajaan Majapahit, berikut sejarah, masa kejayaan hingga berbagai peninggalan kerajaan Majapahit.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kerajaan Majapahit: Sejarah, Masa Kejayaan hingga Peninggalan
Tribun Jogja/ Dwi Nourma Handito
Rumah Majapahit di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto - Simak sejarah hingga berbagai peninggalan kerajaan Majapahit. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini sejarah hingga berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara.

Kerajaan Majapahit juga dianggap sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia.

Berikut ini sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit, masa kejayaan hingga berbagai peninggalannya.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit berdiri antara abad ke-14 - ke-15 M di Jawa Timur.

Berdirinya erajaan ini sebenarnya sudah direncanakan oleh Kertarajasa Jayawarddhana (Raden Wijaya).

Berita Rekomendasi

Ia mempunyai tugas untuk melanjutkan kemegahan Singhasari yang saat itu sudah hampir runtuh.

Baca juga: Kerajaan Sriwijaya: Sejarah, Raja-raja yang Pernah Memerintah, Puncak Kejayaan dan Peninggalan

Baca juga: Kerajaan Kediri: Perkembangan Politik, Sosial, Ekonomi, dan Beberapa Karya Sastra Peninggalannya

Saat itu dengan dibantu oleh Arya Wiraraja seorang penguasa Madura, Raden Wijaya membuka hutan di wilayah yang disebut dalam kitab Pararaton sebagai “hutannya orang Trik”.

Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja dan rasa “pahit” buah tersebut.

Ketika pasukan Mongol tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang.

Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya.

Pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya mengalami pemberontakan yang dilakukan oleh sahabat-sahabatnya yang pernah mendukung perjuangan dalam mendirikan Majapahit.

Setelah Raden Wijaya wafat, ia digantikan oleh putranya yakni Jayanegara.

Namun, karena sikap dari Jayanegara yang kurang bijaksana, pembantu-pembantunya melakukan pemberontakan.

Pemberontakan yang dianggap paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti.

Pada saat itu, pasukan Kuti berhasil menduduki ibu kota negara.

Jayanegara pun terpaksa menyingkir ke Desa Badander di bawah perlindungan pasukan Bhayangkara.

Saat itu, pasukan Bhayangkara dipimpin oleh Gajah Mada.

Gajah Mada kemudian menyusun strategi dan berhasil menghancurkan pasukan Kuti.

Atas jasa-jasanya, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan (1319-1321).

Pada masa pemerintahan Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwarddani adalah pembentuk kemegahan Kerajaan.

Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350.

Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.

Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit

Pada masa Hayam Wuruk itulah Majapahit berada di puncak kejayaannya.

Hayam Wuruk disebut juga Rajasanagara.

Ia memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389.

Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Majapahit mencapai zaman keemasan.

Wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas, bahkan melebihi luas wilayah Republik Indonesia sekarang.

Oleh karena itu, Muhammad Yamin menyebut Majapahit dengan sebutan negara nasional kedua di Indonesia.

Seluruh kepulauan di Indonesia berada di bawah kekuasaan Majapahit.

Sumpah Palapa, ternyata benar-benar dilaksanakan.

Dalam melaksanakan cita-citanya, Gajah Mada didukung oleh beberapa tokoh, misalnya Adityawarman dan Laksamana Nala.

Di bawah pimpinan Laksamana Nala Majapahit membentuk angkatan laut yang sangat kuat.

Menurut Kakawin Nagarakertagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura), dan sebagian kepulauan Filipina.

Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.

SUMPAH PALAPA

Pada saat diangkat sebagai Mahapatih Gajah Mada bersumpah bahwa ia tidak akan beristirahat (amukti palapa) jika belum dapat menyatukan seluruh Nusantara. Sumpah itu kemudian dikenal dengan Sumpah Palapa sebagai berikut :

“Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, amun kalah ring Gurun, ring seran, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo,ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, saman isun amukti palapa”.

Artinya:

“Setelah tunduk Nusantara, saya akan beristirahat; Sesudah kalah Gurun seran, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali,

Peninggalan Kerajaan Majapahit

Salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit adalah karya sastra.

Karya sastra yang paling terkenal pada zaman Majapahit adalah Kitab Negarakertagama.

Kitab ini ditulis oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 M.

Candi Bajang Ratu di dalam situs Trowulan, salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit.
Candi Bajang Ratu di dalam situs Trowulan, salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit. (Tribun Jogja/ Dwi Nourma Handito)

Kitab penting lainnya adalah Sutasoma yang disusun oleh Empu Tantular.

Kitab Sutasoma memuat katakata yang sekarang menjadi semboyan negara Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika.

Di samping itu, Empu Tantular juga menulis kitab Arjunawiwaha.

Banyak bangunan candi telah dibuat, di antaranya Candi Penataran dan Sawentar di daerah Blitar, Candi Tigawangi dan Surawana di dekat Pare, Kediri, serta Candi Tikus di Trowulan.

Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 1, Amurwani Dwi L., Restu Gunawan, Sardiman AM, Mestika Zed, Wahdini Purba, Wasino, dan Agus Mulyana (2014).

(Tribunnews.com/Yurika)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas