Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teori Out of Africa dan Out of Taiwan Tentang Asal-usul Nenek Moyang Indonesia

Berikut ini penjabaran mengenai Teori Out of Africa dan Out of Taiwan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Teori Out of Africa dan Out of Taiwan Tentang Asal-usul Nenek Moyang Indonesia
Warta Kota/ Joko Supriyanto
Museum Bahari bisa mengetahui pelaut merupakan nenek moyang sebagian orang Indonesia. Ada banyak teori tentang asal usul nenek moyang Indonesia, satu di antaranya adalah teori Out of Africa dan Out of Taiwan, berikut penjelasannya. 

Pertemuan para pendatang ini dengan populasi Australomelanesia pun tak dapat dielakkan, sehingga terjadi kohabitasi.

Adaptasi dan interaksi diantara sesama pun terjadi hingga mereka melakukan perkawinan campuran dan terjadi interaksi budaya dalam beberapa hal silang genetika pun tak dapat dihindari.

Proses interaksi yang berlanjut memperlihatkan keturunan Ras Australomelanesid yang sekarang lebih dikenal sebagai populasi Melanesia.

Pendapat Harry Truman tersebut dikuatkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawati Sudoyo.

Dalam studi genetika terbaru menunjukkan bahwa, genetika manusia Indonesia saat ini kebanyakan adalah campuran, berasal dari dua atau lebih populasi nenek moyang.

Secara gradual, presentasi genetikan Austronesia lebih dominan di bagian timur Indonesia.

Walaupun kecil porsinya, genetika Papua ada hampir di seluruh wilayah bagian barat Indonesia.

Berita Rekomendasi

Hal ini menunjukkan, bahwa di masa lalu terjadi percampuran genetika dibandingkan penggantian populasi.

Demikian pula dari sudut penggunaan bahasa, kepulauan Indonesia yang mempunyai lebih dari 700 etnis, dengan 706 bahasa daerah dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu penutur Austronesia dan non-Austronesia atau lebih sering disebut sebagai Papua.

Multamia RMT Lauder menjelaskan, bahwa telah terjadi pinjam-meminjam leksikal antara bahasa-bahasa non-Austronesia dengan Austronesia.

Diperkirakan lebih dari 30% dari semua bahasa yang hidup saat ini adalah bahasa Non-Austronesia.

Rumpun bahasa Austronesia cenderung ditemukan di daerah pesisir, tetapi ini tidak selalu.

Bahasa Austronesia juga dapat ditemukan di daerah pedalaman Papua Nugini.

Gambaran itu menunjukkan adanya pola migrasi yang kompleks tetapi jelas, yaitu dari barat ke timur.

Berdasarkan data itu nyatalah bahwa hubungan Austronesia dan Non-Austronesia bagaikan sebuah kain tenun yang benang-benangnya saling terjalin indah.

Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 1, Amurwani Dwi L., Restu Gunawan, Sardiman AM, Mestika Zed, Wahdini Purba, Wasino, dan Agus Mulyana (2014).

(Tribunnews.com/Latifah)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas