Pengalaman Mengunjungi Masa Lalu dan Masa Depan di Kedai Kopi Funiculi Funicula
Novel Funiculi Funicula menjadi salah satu karya literatur Jepang yang mengisahkan petualangan ke masa lalu dan masa depan. Novel yang asyik.
Editor: cecep burdansyah
Penulis : Dionisius Wisnu
Public Relations Gramedia Pustaka Utama
Novel Funiculi Funicula menjadi salah satu karya literatur Jepang yang diterjemahkan dan diterbitkan Gramedia Pustaka Utama. Mengambil tema perjalanan waktu, novel fiksi karya Toshikazu Kawaguchi ini menawarkan imajinasi yang berbeda untuk mereka yang bermimpi bisa berkunjung ke masa lalu maupun masa depan.
Dari waktu ke waktu, banyak yang membayangkan alangkah beruntungnya kalau manusia punya kemampuan menjelajah waktu, termasuk hal-hal yang ingin dicapai jika bisa terwujud. Ide-ide tersebut kemudian menginspirasi penciptaan karya fiksi, film, musik, dan lainnya.
“Toshikazu Kawaguchi menjadikan imajinasi mengenai pelesir waktu menjadi sebuah pertunjukan teater, yang kemudian dialihwahana menjadi novel. Alih-alih meramu cerita petualangan yang tipikal fiksi ilmiah, ia justru menulis rangkaian kisah yang lebih humanis, menggunakan latar sebuah kafe tua di Jepang dan pengalaman emosional orang-orang di dalamnya,” tutur Kartika Eka Nurinindita, atau yang akrab disapa Nindy, Editor Bidang Fiksi Gramedia Pustaka Utama.
Funiculi Funicula adalah novel pertama Toshikazu Kawaguchi yang diadaptasi dari pertunjukan teater garapannya bersama 1110 Productions. Pertunjukan ini memenangkan penghargaan utama dalam Festival Teater Suginami Kesepuluh. Kisahnya tentang empat orang berbeda yang mencoba tawaran menjelajah waktu di kafe Funiculi Funicula.
Walaupun terdengar menarik, tetapi tidak banyak yang mau mencoba tawaran tidak lazim ini dikarenakan peraturannya yang tidak mudah. Pertama, pengunjung harus duduk di kursi tertentu. Kedua, tidak boleh meninggalkan tempat duduk sampai perjalanan waktunya selesai. Ketiga, harus kembali sebelum kopi mendingin. Jika tidak dipatuhi mereka akan mendapatkan konsekuensi yang menyedihkan.
“Ceritanya kemudian menjadi emosional karena kita diajak bertemu empat orang yang rela mengambil risiko dari peraturan yang ada. Mengenal seorang perempuan yang mau menemui kekasihnya sebelum pergi ke luar negeri, istri penderita Alzheimer, kakak yang tidak ingin kehilangan adiknya, serta ibu yang belum pernah bertemu anaknya. Toshikazu Kawaguchi mampu merangkai alur cerita dengan menarik,” tambah Nindy.
Funicula Funicula menambah daftar judul AsianLit yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama (GPU). Setelah meledaknya penjualan novel Kim Ji-yeong, Lahir Tahun 1982 pada akhir 2019, rencana penerbitan di genre ini terus berkembang. Direncanakan ada 20 judul AsianLit GPU yang siap terbit di tahun 2021.
Ingin merasakan pengalaman di Kedai Kopi Funiculi Funicula lebih lanjut? Cek ini : https://www.gramedia.com/products/funiculi-funicula-kohi-ga-samenai-uchi-ni-before-the-coffee-gets-cold
Cek ini juga ya : http://bit.ly/voucher_artikel Ada voucher menarik untuk kamu.