Materi Sekolah: Pengertian Ekosistem, Komponen Ekosistem, dan Jenis Ekosistem
Berikut ini materi sekolah tentang pengertian ekosistem, komponen ekosistem, dan jenis ekosistem.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Ekosistem adalah komunitas atau kelompok organisme hidup yang hidup dan berinteraksi satu sama lain dalam lingkungan tertentu.
Dalam KBBI disebutkan, ekosistem adalah keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan ekologi dalam alam.
Sementara menurut seorang ahli biologi, A. G. Tansley (1935), seperti dimuat di gramedia.com, ekosistem adalah struktur hubungan antara makhluk hidup yang terdiri dari berbagai species.
Struktur ini memiliki fungsi dalam hubungan yang membentuk sebuah siklus serta arus energi melalui komponen ekosistem.
Di dalam sebuah ekosistem terdapat hubungan dan interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain atau dapat pula disebut sebagai pola timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan.
Baca juga: Materi Sekolah: Pengertian Pernapasan Manusia, Organ, Proses, dan Cara Memelihara Organ Pernapasan
Komponen Ekosistem Lingkungan
Komponen dalam ekosistem terdiri dari dua macam yaitu komponen yang tidak dapat dipisahkan, yaitu biotik dan abiotik.
Komponen biotik adalah komponen yang terdiri dari makhluk hidup, sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang tidak hidup.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik terdiri dari makhluk hidup karena ekosistem tidak dapat terbentuk tanpa adanya komponen penggerak seperti makhluk hidup itu sendiri.
Keberadaan makluk hidup dapat membentuk rantai makanan dalam suatu struktur atau pola tertentu di dalam ekosistem.
Setiap makhluk hidup masuk dalam kategori komponen biotik dan memiliki peran di dalam sebuah rantai makanan.
Ada beberapa tingkatan komponen biotik di dalam ekosistem, yaitu:
a. Organisme Autotrof atau Produsen
Komponen biotik pertama ini dapat membuat makanannya sendiri sehingga ia dapat hidup tanpa memakan komponen biotik lainnya.
Biasanya, organisme autotrof dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya seperti tanaman berklorofil atau tanaman hijau yang dapat berfotosintesis.
Sebagai produsen makanan, organisme autotrof menyerap senyawa dan zat- zat anorganik yang kemudian diubah menjadi senyawa organik melalui proses yang dinamakan sebagai fotosistensis.
b. Organisme Heterotrof (Konsumen)
Organisme heterotrof adalah komponen biotik yang memerlukan organisme autotrof untuk memperoleh makanan.
Biasanya, organisme pemakan pertama ini adalah manusia, hewan pemakan tumbuhan atau hewan herbivora, dan omnivora (hewan pemakan segala).
Ia tidak dapat membuat makanannya sendiri, sehingga organisme heterotrof membutuhkan organisme lain untuk mendapatkan makanan dan memperoleh energi.
Baca juga: Materi Sekolah: Manfaat Wirausaha dan Karakteristik Pengusaha Menurut Para Ahli
c. Organisme Pengurai atau Dekomposer
Organisme ketiga ini merupakan tingkatan akhir.
Dekomposer bertugas untuk menguraikan sisa makhluk hidup, yaitu organisme autotrof dan heterotrof yang telah mati, agar memperoleh makanan dan membentuk energi.
Ia mengubah senyawa organik menjadi senyawa anorganik dalam sebuah proses penguraian yang disebut sebagai proses dekomposisi.
Organisme pengurai memiliki peranan penting dalam sebuah rantai makanan karena sebagai kunci keberlangsungan semua makhluk hidup.
Beberapa jenis organisme pengurai atau dekomposer adalah ganggang, jamur, bakteri, cacing, dan lain sebagainya.
2. Komponen Abiotik
Komponen kedua adalah komponen makhluk tak hidup.
Komponen ini adalah benda-benda di sekitar makhluk hidup yang mempengaruhi keberlangsungan hidup komponen biotik.
Ada beberapa komponen abiotik yang ada di sekitar kita, seperti:
a. Suhu
Suhu dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup makhluk biotik seperti mamalia yang tidak dapat hidup di tempat dengan suhu dingin.
Sehingga, ia hidup di tempat dengan suhu hangat hingga panas.
b. Air
Air adalah kebutuhan bagi semua makhluk hidup.
Ketersediaan air di suatu habitat dapat mempengaruhi kehidupan komponen biotik di sekitarnya.
Misalnya organisme yang hidup di padang pasir, ia membutuhkan air untuk bertahan hidup untuk mengatasi dehidrasi.
c. Garam
Garam mengandung konsentrast yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem melalui proses osmosis.
Osmosis adalah proses perpindahan larutan yang memiliki konsentrasi rendah melalui membran semipermeabel.
Kemudian, larutan tersebut bergerak menuju larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga terjadi kesetimbangan konsentrasi.
Ada beberapa komponen biotik yang membutuhkan kandungan garam yang cukup tinggi untuk dapat bertahan hidup.
Baca juga: Materi Sekolah: Riwayat Amandemen UUD 1945, Pasal yang Diubah dan Ketentuan Hasil Amandemen
d. Sinar Matahari
Sinar Matahari merupakan komponen abiotik yang penting bagi semua makhluk hidup.
Intensitas dan kualitas sinar Matahari dapat mempengaruhi proses fotosintesis.
Proses fotosintesis dibutuhkan organisme autotrof untuk menghasilkan makanan.
Sehingga, proses fotosintesis tergantung pada kualitas sinar matahari.
Jenis Ekosistem Lingkungan
Setelah memperlajari tentang komponen ekosistem serta macam-macamnya, kini kita memasuki materi tentang jeni ekosistem lingkungan.
Ada tiga jenis ekosistem, yaitu ekositem air (akuatik), ekosisten darat, dan ekosistem buatan.
1. Ekosistem Air (Akuatik)
Ekosistem air terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berada di dalam air. Berikut beberapa macam ekosistem air berdasarkan jenis airnya.
a. Ekosistem Air tawar
Ekosistem air tawar memiliki suhu yang tidak panas, intensitas cahaya matahari kurang, dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Jenis tumbuhan yang hidup di ekosistem air ini adalah ganggang, tumbuhan biji, dan hewan seperti filum.
b. Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut memiliki kadar garam yang tinggi hingga mencapai 55% di daerah laut tropik.
Perbedaan suhu di atas dan di bawah permukaan air laut disebut termoklin.
Termoklin adalah batas antar kedua permukaan dengan suhu yang berbeda atau bahkan berlainan.
c. Ekosistem Air Muara
Ekosistem air muara merupakan tempat bersatunya air sungai dan air laut.
Air muara biasanya dibatasi oleh lempengan lumput yang luas atau rawa garam.
Ekosistem ini memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi.
Biasanya, hewan yang tinggal di ekosistem ini adalah ganggang, fitoplankton, berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
d. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai adalah tempat yang tepat untuk berbagai jenis tumbuhan yang hidup di pasir seperti Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.
Tumbuhan ini hidup dengan menjalar dan berdaun tebal.
e. Ekosistem Sungai
Ekosistem air sungai memiliki suhu yang dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan.
Aliran air dan gelombang di dalam air memberikan oksigen pada air.
Komponen biotik atau hewan yang hidup di ekosistem ini seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, dan buaya.
f. Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang terdiri dari coral yang berada dekat pantai.
Hewan-hewan yang hidup di ekosistem karang adalah pemakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.
Seperti berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.
Adapula herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
g. Ekosistem laut dalam
Ekosistem laut dalam memiliki kedalaman lebih dari 6.000m.
Di dalam ekosistem ini biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.
Ada pula komponen biotik organisme autotrof seperti bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
h. Ekosistem lamun
Lamun atau sea grass adalah kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut.
Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di area perairan pantai yang dangkal.
Komponen biotik ini mempunyai tunas berdaun tegak dan tangkai‑tangkai merayap untuk berkembangbiak.
Lamun dapat berbunga, berbuah dan menghasilkan biji.
Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara.
2. Ekosistem Terestrial (Darat)
Ekosistem darat terdiri dari beberapa habitat berdasarkan zona dengan temperatur dan curah hujan yang digunakan komponen biotik untuk keberlangsungan hidup.
a. Tundra
Ekosistem ini berada di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.
b. Karst (batu gamping/gua)
Ekosistem ini memiliki tanah yang kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, memiliki aerasi yang rendah, dan didominasi oleh pori-pori mikro.
c. Hutan Hujan Tropis
Ekosistem ini terdapat di daerah subtropik.
Tumbuhan di ekosistem ini berdaun lebat yang membentuk kanopi dan memiliki cabang yang tinggi.
Daerah ini mendapat sinar matahari dengan variasi pancaran sinar matahari dan memiliki kelembapan tinggi.
Suhu ekosistem ini sepanjang hari sekitar 25 °C.
d. Hutan Gugur
Ekosistem hutan gugur memiliki empat musim.
Ciri-ciri ekosistem ini adalah memiliki curah hujan merata sepanjang tahun.
Ada 10-20 jenis pohon dan tumbuh tidak terlalu rapat.
e. Taiga
Ekosistem Taiga berada di belahan Bumi sebelah utara dan pegunungan daerah tropik.
Ciri-ciri ekosistem ini adalah suhu yang rendah di musim dingin.
Biasanya taiga tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.
f. Sabana
Sabana merupakan ekosistem darah yang terdapat di daerah tropik.
Wilayah ini memiliki curah hujan 40 – 60 inci per tahun, namun temperatur dan kelembaban masih tergantung musim.
g. Padang Rumput
Ekosistem padang rumput berada di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-ciri ekosistem padang rumput adalah memiliki curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun.
Pada ekosistem ini, hujan turun tidak teratur, memiliki daya peresapan air yang tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.
3. Ekosistem Buatan
a. Bendungan
b. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
c. Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
d. Sawah irigasi
e. Perkebunan sawit
f. Pemukiman seperti kota dan desa
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Materi Sekolah