Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Blended Learning Ajak Guru Terapkan Etika di Depan Siswa dalam Pembelajaran Online

Blended learning mengajak tenaga pendidik untuk menerapkan etika yang baik dan benar dalam mengajar online kepada peserta didik.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Blended Learning Ajak Guru Terapkan Etika di Depan Siswa dalam Pembelajaran Online
IST
Program Kelas Mengajar Online membahas Etika dalam Mengajar Online yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (30/9/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Topik Blended Learning menjadi bahasan hangat dalam program “Kelas Mengajar Online” membahas Etika dalam Mengajar Online yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (30/9/2021).

Program ini mengajak tenaga pendidik untuk menerapkan etika yang baik dan benar dalam mengajar online dan diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama GNLD Siberkreasi dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Najelaa Shihab yang menjadi pembicara di kelas ini menjelaskan, selain sebagai strategi pembelajaran abad 21 yang terintegrasi dan terpersonalisasi, Blended Learning juga memadukan pembelajaran sinkron baik secara online maupun offline, dengan pembelajaran asinkron baik secara guided/ terarah maupun self-guided/ mandiri.

“Hal ini penting untuk kita elaborasi lebih lanjut karena banyak yang menyederhanakan blended learning ini seolah-olah cuma soal online dan offline, padahal perbedaan utamanya dengan metode pembelajaran konvensional adalah di soal synchronous dan asynchronous,” ujarnya.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Tekan Risiko Learning Loss, Tapi Keselamatan Nomor Satu

Dijelaskan, kesuksesan pembelajaran Blended Learning tidak hanya dipengaruhi oleh seberapa kompeten gurunya, tetapi bagaimana interaksi yang terjadi setiap hari antara guru dan murid.

Di program ini, Najeela memperkenalkan prinsip 5M yang bukan hanya berlaku di pembelajaran online tetapi juga penting untuk diterapkan di pembelajaran tatap muka.

Baca juga: Surat Terbuka Haidar Bagir untuk Nadiem Makarim, Ingatkan Bahaya Learning Loss

Yaitu, Memanusiakan Hubungan, Memahami Konsep, Membangun Keberlanjutan, Memilih Tantangan, dan Memberdayakan Konteks.

BERITA REKOMENDASI

Najeela juga menyarankan kolaborasi antar sekolah, terlebih antar satuan pendidikan di pulau yang berbeda atau di negara yang berbeda.

Baca juga: Bali Rancang Belajar Hyibrid Antara Tatap Muka dan Jarak Jauh 4 Oktober

Melalui pengerjaan proyek bersama-sama, guru bisa bekerja sama membuat modul dan berbagai substansi kurikulum lain yang dulu mungkin mahal dan sulit dilakukan.

"Dengan demikian, melalui pembelajaran online ini kita bisa menghasilkan keragaman interaksi juga keragaman konteks dengan proses yang jauh lebih cepat dan bermanfaat bagi murid-murid kita," bebernya.

Baca juga: Pemerintah Buka Sekolah Tatap Muka, Dokter: Sekolah dan Orang Tua Wajib Menjaga Prokes Anak

Dia menjelaskan, kemampuan guru mengimplementasikan 5M ini, kemampuan untuk menunjukkan kompetensi-kompetensi yang kemudian akan dicontoh oleh murid-murid. "Itu yang menjadi dasar perilaku kita yang beretika sebagai pendidik," tegasnya.

Program Kelas Mengajar Online ini dibuka oleh Dirjen PAUD, Dikdas dan Dikmen Kemendikbud Ristekdikti, Jumeri, S.TP., M.Si. dan Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, sebagai keynote speaker.


Dirjen Jumeri menyatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam etika pembelajaran daring. Antara lain, peserta didik diajarkan untuk tepat waktu, menggunakan tata krama bahasa yang baik dan sopan, berpenampilan yang rapi dan sopan meskipun sedang berada di rumah.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan anak didik agar terbiasa melakukan persiapan sebelum belajar dan tentunya akan menjadi penanaman karakter yang baik bagi peserta didik,” tutur Dirjen Jumeri.

Dirjen Semuel memaparkan, kehidupan normal yang baru baik sekarang maupun pasca pandemi nanti akan mempercepat proses digitalisasi di berbagai lini kehidupan kita.

Karena itu, kita harus mempersiapkan SDM kita dengan keterampilan digital yang sesuai untuk menghadapi perubahan ini.

“Mari kita membawa perubahan positif untuk Indonesia yang lebih baik, kita ciptakan inovasi-inovasi berkualitas dengan mengembangkan talenta dan memaksimalkan potensi masyarakat digital Indonesia.” ujar Samuel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas