Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

10 Upaya Pencegahan Diri dari Bahaya Narkoba

Berikut upaya pencegahan diri dari bahaya narkoba, dimulai dari mengenal dan menilai diri sendiri.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in 10 Upaya Pencegahan Diri dari Bahaya Narkoba
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas BNNP memberikan penjelasan tentang narkoba saat Car Free Day di area Bundaran HI, Jakarta, Minggu (5/2/2017). Soasialisi tersebut dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai jenis narkoba dan bahaya narkoba. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Narkoba atau narkotika dan obat-obatan terlarang adalah zat atau obat, baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.

Istilah narkoba banyak digunakan oleh penegak hukum dan masyarakat pada umumnya.

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang, yang sebenarnya merupakan zat adiktif.

Namun, tidak semua zat adiktif adalah narkoba, misalnya kafein, alkohol, dan nikotin.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga diri dari bahaya narkoba.

Baca juga: Dampak Penggunaan Zat Adiktif bagi Kesehatan: Narkotika, Psikotropika, dan Zat Psikoaktif Lainnya

Berikut upaya pencegahan diri dari bahaya narkoba, seperti dijelaskan dalam Buku IPA Kelas 8:

Berita Rekomendasi

1. Mengenal dan menilai diri sendiri

Mengenal dan menilai diri sendiri berarti menyadari akan kelemahan dan kekuatan, kekurangan dan kelebihan, serta cita-cita atau tujuan hidup yang ingin dicapai.

Dengan lebih mengenal diri sendiri, remaja akan dapat lebih mudah mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuan hidup yang telah ditetapkan.

Selain itu juga mencegah diri dari perilaku yang membuat remaja tidak dapat meraih tujuan hidupnya.

2. Meningkatkan harga diri

Harga diri adalah suara hati yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang istimewa dan berharga, serta mampu mencapai cita-cita.

Harga diri merupakan dasar dalam proses belajar, membangun kreativitas, tanggung jawab, dan hubungan positif dengan orang lain.

Harga diri seseorang dapat tinggi atau rendah tergantung pada pengalaman, perilaku, dan interaksinya dengan orang lain.

Orang yang memiliki harga diri yang rendah akan cenderung merendahkan dirinya sendiri, percaya bahwa ia tidak dapat menjadi lebih baik, menghindari hubungan dengan orang lain, gelisah, dan suka menyendiri yang mengakibatkan ia mudah untuk dipengaruhi orang lain, termasuk dipengaruhi untuk mengonsumsi narkoba.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memiliki harga diri yang kuat.

Orang yang memiliki harga diri yang tinggi, yang bangga dengan hasil karya sendiri maupun hasil kolaborasi dengan teman, mampu bertindak mandiri, mampu menjalankan tanggung jawab dengan baik, berani menghadapi tantangan dengan penuh semangat, dan mau membantu orang lain.

3. Meningkatkan rasa percaya diri

Percaya diri adalah gambaran keyakinan, keberanian, cara pandang, pemikiran, dan perasaan tentang dirinya sendiri dalam menghadapi suatu permasalahan.

Apabila seseorang memiliki rasa percaya diri yang baik, ia akan memiliki dorongan, kekuatan, dan keberanian untuk melakukan hal-hal yang positif, seperti siap dalam melaksanakan tugas yang diberikan.

Contoh lainnya yaitu berani berbicara secara rasional untuk mencegah orang lain memanfaatkan dirinya, misalnya dengan berkata “Mohon maaf, saya ada janji” atau berani menolak tawaran zat atau obat yang tidak diketahui yang mungkin menjerumuskannya pada narkoba.

Dengan memiliki sikap percaya diri yang tinggi, seseorang akan siap menghadapi tantangan untuk meraih cita-citanya.

4. Terampil mengatasi masalah dan mengambil keputusan

Kamu perlu belajar mengelola perasaan, seperti rasa takut, marah, khawatir, benci, malu, putus asa, dan sebagainya sehingga tidak lari dari masalah.

Dengan mampu mengelola perasaan, seseorang akan tetap maju dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Dalam menyelesaikan masalah, seseorang juga harus terampil dalam mengambil keputusan.

Dalam mengambil keputusan, seseorang harus menggunakan pemikiran yang logis mengenai sumber masalah dan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat dan bijaksana.

Selain itu juga dapat meminta pendapat orang lain, misalnya orangtua jika perlu.

Apabila keputusan yang diambil kurang tepat atau bahkan gagal, maka jadikan sebagai pelajaran untuk melakukan yang lebih baik lagi.

5. Memilih pergaulan yang baik dan terampil menolak tawaran narkoba

Remaja memiliki ikatan yang kuat dengan teman sebayanya.

Bagi seorang remaja, penerimaan atau diakui oleh kelompok sebayanya sangat penting.

Adakalanya, ia berusaha untuk mengikuti hal-hal yang dikerjakan atau diikuti oleh teman-temannya untuk membuat mereka menyukainya, meskipun pada awalnya mungkin juga terdapat tekanan.

Banyak remaja yang mulai merokok, minum-minuman keras, bahkan menyalahgunakan narkoba akibat tekanan dari teman.

Oleh karena itu, bergaulah dengan teman-teman yang tidak menyalahgunakan narkoba.

Selain itu, seseorang juga harus mampu menolak tawaran atau ajakan dari teman terhadap hal-hal yang negatif, seperti merokok maupun minum-minuman keras, apalagi penggunaan narkoba.

Katakan Tidak pada Narkoba
Katakan Tidak pada Narkoba (Tangkapan layar repositori.kemdikbud.go.id)

Seseorang perlu memiliki keberanian dan tekad untuk menolaknya, belajarlah berkata “Tidak!”.

Sadarilah bahwa narkoba akan membuat seseorang semakin terjerumus kepada kesengsaraan.

selain itu juga harus waspada terhadap teman apabila bersikap memaksa.

Apabila mendapat ancaman, segera tinggalkan teman tersebut atau laporkan kepada guru.

Agar pemuda bangsa Indonesia terbebas dari narkoba, dibentuklah ikrar pemuda anti narkoba, yang bunyinya sebagai berikut.

Kami pemuda-pemudi Indonesia, sebagai harapan bangsa berjanji:

(1) Akan tetap menjaga masa depan kami dengan cara menjauhi narkoba.

(2) Akan tetap memelihara hubungan persahabatan yang terjalin antara sesama dengan cara saling mengedukasi maupun melengkapi dan menginspirasi untuk tetap menerapkan gaya hidup sehat tanpa narkoba.

(3) Akan tetap berdiri teguh tidak tergoyahkan dalam berinisiatif, berinovasi, dan berpartisipasi dalam segala upaya untuk mencapai masa depan yang bebas dari penyalahgunaan narkoba.

6. Terampil sebagai agen pencegahan penyalahgunaan narkoba

Remaja juga merupakan subjek yang penting dan harus terlibat aktif dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah.

Selain itu juga dapat membentuk kelompok remaja anti narkoba dengan melakukan hal-hal berikut:

- Menciptakan pola hidup sehat dan produktif;

- Menjadi contoh positif bagi remaja yang lain;

- Mendukung masyarakat untuk menciptakan lingkungan bebas narkoba;

- Mendorong remaja lain untuk menghindari penyalahgunaan narkoba dan mendorong mereka menolak tawaran menyalahgunakan narkoba;

- Membantu teman yang mempunyai masalah narkoba untuk mencari pertolongan.

Peserta Didik Melakukan Kampanye Anti Narkoba
Peserta Didik Melakukan Kampanye Anti Narkoba (Tangkapan layar repositori.kemdikbud.go.id)

7. Menerapkan pola hidup sehat

Remaja adalah generasi penerus dan aset bangsa Indonesia yang berharga.

Negara Indonesia memerlukan generasi muda yang sehat sehingga dapat tumbuh menjadi manusia dewasa yang sehat yang mampu memajukan negara dan membuat Bangsa Indonesia semakin sejahtera.

Untuk membentuk generasi muda yang sehat, perlu penerapan pola hidup sehat yang meliputi:

- Mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi;

- Menghindari makanan siap saji (junk food);

- Olahraga secara teratur, termasuk mengikuti ekstrakurikuler yang bergerak dalam bidang olahraga;

- Istirahat yang teratur dan cukup sehingga dapat mengurangi ketegangan pikiran dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak;

- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

8. Memperkuat iman dan takwa kepada Tuhan

Semua agama dan kepercayaan mengajarkan kepada penganutnya untuk melakukan hal-hal yang baik dan melarang untuk melakukan hal-hal yang buruk, termasuk juga narkoba dan obat berbahaya lainnya.

Remaja yang memiliki iman (kepercayaan) yang kuat, serta selalu berusaha menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan (bertakwa) dapat mencegah berbagai perilaku kenakalan remaja, termasuk dalam masalah penyalahgunaan narkoba.

Remaja yang kurang taat dalam kepercayaan atau agamanya mempunyai risiko yang lebih besar untuk cenderung menyalahgunakan narkoba, dibandingkan remaja yang taat dalam kepercayaan atau agamanya.

Oleh karena itu, remaja harus selalu berusaha untuk meningkatkan iman dan takwanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

9. Melakukan kegiatan yang positif

Remaja hendaknya dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan positif yang berguna untuk masa depannya, misalnya dengan mengikuti berbagai ekstrakurikuler di sekolah, ikut organisasi siswa seperti OSIS, UKS, PMR, mengikuti gelar seni budaya, dan lain sebagainya.

Dengan mengisi waktu luang dengan kegiatan positif dapat membantu menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba.

10. Membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan teman dan keluarga

Membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan keluarga juga sangat penting bagi remaja.

Luangkanlah waktu bersama-sama keluarga dan lebih terbukalah pada orangtua.

Apabila memiliki masalah, bicarakanlah dengan orangtua.

Orangtua tentu akan selalu membimbing atau membantu menyelesaikan masalah.

Dengan begitu, remaja tidak akan terus terbebani sendiri untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

(Tribunnews.com/Katarina Retri)

Artikel lainnya terkait Materi Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas