Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia: HIV, Sifilis, hingga Keputihan, serta Upaya Pencegahannya
Mengenal macam-macam penyakit pada sistem reproduksi manusia: mulai dari HIV, keputihan, raja sing, hingga epiddimitis
Penulis: Faishal Arkan
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Sistem reproduksi atau sistem genital merupakan sistem organ seks dalam organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual.
Pada sistem reproduksi terdapat banyak zat non-hidup seperti cairan, hormon, dan feromon juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi.
Akan tetapi, sistem reproduksi sangat rawan terhadap kelainan dan penyakit.
Penyakit yang timbul pada sistem reproduksi manusia di antaranya HIV, Gonore, hinga Epididimitis.
Penyakit pada sistem reproduksi terjadi karena beberapa faktor, seperti kurangnya menjaga kebersihan pada sistem reproduksi.
Oleh karena itu, manusia wajib menjaga kebersihan pada sistem reproduksinya.
Baca juga: Mengenal Dikotil dan Monokotil: Perbedaan Struktur Tumbuhan, Reproduksi, dan Contoh Tumbuhan
Baca juga: Penyakit Menular Seksual Sifilis: Ini Tahapan dan Gejala Infeksinya
Pada buku IPA Kelas IX Edisi Revisi 2018, terdapat macam-macam penyakit pada sistem reproduksi, serta cara mencegah penyakit tersebut, yakni:
Penyakit Sistem Reproduksi
Adapun macam-macam penyakit yang timbul pada sistem reproduksi manusia, yakni:
1. HIV/ AIDS
Penyakit AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem imunitas atau kekebalan tubuh penderita.
Saat ini penyakit yang disebabkan oleh HIV ini lebih dikenal dengan istilah AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
HIV dapat ditularkan dari orang tua (yang terinfeksi) kepada anaknya melalui transfusi darah yang terinfeksi, ditularkan akibat gaya hidup yang tidak baik seperti pergaulan bebas dan menggunakan jarum suntik untuk obat terlarang seperti narkoba.
Oleh karena itu, ayo kita hindari pergaulan bebas dan hindari mengonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba).
Seseorang yang terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuhnya akan semakin menurun.
Dalam kurun waktu 5-7 tahun penderita nampaknya seperti orang sehat, belum memperlihatkan gejala.
Fase selanjutnya AIDS baru dapat terdiagnosis setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dan timbul penyakit tertentu seperti TBC, pneumonia, herpes, sarafterganggu, dan lain-lain.
2. Gonore (GO)
Penyakit gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Gejala penyakit ini adalah rasa sakit dan keluar nanah pada saat kencing pada laki-laki, serta keputihan berwarna kuning hijau pada perempuan.
Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan pada bayi yang baru lahir.
3. Sifilis (Raja Singa)
Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Gejala awal penyakit ini adalah luka pada tempat masuknya bakteri ke dalam tubuh, biasanya pada daerah sekitar kelamin.
Penyakit ini dapat menyebar dan menyerang organ-organ tubuh lainnya, kemudian menimbulkan kerusakan pada organ tersebut.
4. Herpes Simplex Genitalis
Penyakit herpes simplex genitalis disebabkan oleh virus Herpes simplex tipe II, yang menyerang kulit di daerah genitalia luar, anus, dan vagina.
Gejala penyakit ini berupa gatal-gatal, pedih, dan kemerahan pada kulit di daerah kelamin.
Kemudian pada daerah tersebut timbul beberapa lepuh kecil-kecil, dan selanjutnya lepuh menjadi pecah dan menimbulkan luka.
5. Keputihan
Keputihan yaitu penyakit kelamin yang terjadi pada perempuan dengan ciri-ciri terdapat cairan berwarna putih kekuningan atau putih keabu-abuan pada bagian vagina.
Cairan tersebut bersifat encer atau kental, berbau tidak sedap, dan dapat menyebabkan rasa gatal pada vagina.
Penyakit ini dapat diakibatkan oleh infeksi jamur Candida albicans, bakteri, virus dan parasit.
Penyakit ini dapat terjadi apabila kebersihan bagian vagina dan sekitarnya kurang dijaga dengan baik.
6. Epididimitis
Penyakit ini terjadi pada laki-laki.
Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididimis yang disebabkan oleh infeksi atau terkena penyakit menular seksual.
Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri disertai pembengkakan pada salah satu testis. Salah satu penyebab terjadinya penyakit ini adalah pergaulan bebas.
Upaya Pencegahan
Sistem reproduksi pada manusia harus dijaga sebaik-baiknya.
Selain untuk kesehatan, hal ini dilakukan sebagai salah satu cara kita mengagungkan ciptaan Tuhan.
Berikut cara untuk mencegah penyakit pada reproduksi manusia:
1. Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan bertekstur lembut
Hindari bahan yang bersifat panas, kurang menyerap keringat dan berbahan ketat (misalnya jeans).
2. Biasakan membilas dengan bersih organ reproduksi setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar
Selanjutnya, keringkan sisa air yang masih menempel di kulit dengan menggunakan tisu atau handuk hingga benar-benar kering.
Ini akan dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi oleh jamur pada bagian organ reproduksi.
3. Mengganti celana dalam 2 – 3 kali sehari
4. Memotong rambut yang ada di daerah organ reproduksi apabila sudah panjang
Hal tersebut dikarenakan apabila terlalu panjang akan menjadi sarang kuman
5. Bagi perempuan, apabila sedang mengalami menstruasi, gantilah pembalut sesering mungkin
Pada saat aliran darah banyak, kamu dapat menggantinya minimal 2–3 jam sekali.
Darah yang tertampung pada pembalut dapat menjadi media tumbuhnya kuman penyebab infeksi.
6. Bagi perempuan, hindari menggunakan sabun pembersih daerah kewanitaan dan pantyliner secara terus-menerus
Penggunaan sabun pembersih daerah kewanitaan akan mengubah pH vagina dan akan membunuh bakteri baik (flora normal) dalam vagina, yang selanjutnya akan memicu tumbuhnya jamur.
Penggunaan pantyliner secara terus-menerus, dapat menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembap, sehingga memudahkan terjadinya infeksi bakteri dan jamur, menyebabkan munculnya jerawat di daerah kewanitaan, dan menyebabkan iritasi pada kulit.
7. Rajin berolahraga dan banyak mengonsumsi buah dan sayur
Selain bermanfaat bagi kesehatan, juga dapat mencegah terjadinya infeksi organ reproduksi oleh jamur.
Baca juga: Benarkan Timun Menyebabkan Keputihan? Simak Penjelasan Lengkap Dokter
(Tribunnews.com/Arkan)