Perkembangbiakan Aseksual dan Seksual pada Hewan, Lengkap dengan Contohnya
Berikut penjelasan mengenai perkembangbiakan aseksual dan seksual pada hewan, serta contoh lengkapnya
Penulis: Faishal Arkan
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - hewan melakukan perkembangbiakan yang bertujuan untuk mempertahankan keberadaannya di bumi tetap lestari agar tidak punah.
Secara umum, perkembangbiakan hewan dibagi menjadi dua cara, yakni vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).
Adapun penjelasan singkat mengenai cara perkembangbiakan aseksual pada hewan yakni sama halnya dengan tumbuhan.
Perkembangbiakan tersebut hanya menggunakan tubuhnya, tanpa melibatkan peleburan sel kelamin jantan dan betina.
Sedangkan, untuk perkembangbiakan aseksual terjadi karena hewan memiliki gamet atau sel reproduktif yang mengalami meiosis dan memproduksi sel dengan setengah jumlah kromosom, yakni spermatozoa pada jantan dan ovum pada betina.
Baca juga: Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia: HIV, Sifilis, hingga Keputihan, serta Upaya Pencegahannya
Baca juga: Bak Drakula, Lima Hewan Ini Hidup Dari Meminum Darah Mangsanya
Dalam buku IPA Kelas IX, dijelaskan secara rinci mengenai perkembangbiakan aseksual dan seksual pada hewan, berikut penjelasannya:
Perkembangbiakan Aseksual
Beberapa hewan dapat melakukan perkembangbiakan aseksual seperti halnya tumbuhan.
Berikut contoh hewan yang berkembangbiak secara aseksual:
1. Membentuk Tunas
Terdapat hewan yang mampu berkembang biak aseksual dengan cara membentuk tunas untuk menghasilkan keturunan.
Contoh hewan yang melakukan perkembangbiakan dengan cara ini antara lain hewan dari Filum Porifera dan Coelenterata.
Contoh hewan dari Filum Coelenterata adalah ubur-ubur dan Hydra sp.
Hewan dari Filum Coelenterata yang dapat membentuk tunas, misalnya Hydra spd, an ubur-ubur dari jenis Obelia sp. dan Aurelia sp.
2. Fragmentasi
Planaria merupakan salah satu contoh hewan yang melakukan fragmentasi.
Perkembangbiakan dengan cara ini terjadi melalui dua tahap.
Tahap pertama adalah fragmentasi, yaitu pematahan atau pemotongan tubuh induk menjadi dua bagian atau lebih.
Selanjutnya, terjadi tahap regenerasi, yaitu setiap potongan tubuh induk tersebut membentuk bagian tubuh lain yang tidak ada pada bagian tersebut.
Pada akhirnya, setiap potongan tubuh tersebut akan membentuk individu baru dengan bagian tubuh yang lengkap seperti induknya.
3. Partenogenesis
Partenogenesis secara alami dapat terjadi pada hewan lebah, semut, tawon, kutu daun, dan kutu air.
Pada lebah, ovum yang dibuahi akan tumbuh dan berkembang menjadi lebah betina, sedangkan yang tidak dibuahi akan tumbuh menjadi lebah jantan.
Lebah betina bersifat steril dan memiliki tugas sebagai pekerja dalam koloni lebah.
Lebah jantan bersifat fertil, lebah jantan mampu menghasilkan sel kelamin yang digunakan untuk membuahi sel telur yang dihasilkan oleh lebah ratu.
Lebah ratu merupakan lebah yang menghasilkan telur-telur yang menjadilebah betina dan lebah jantan.
Perkembangbiakan Seksual
Perkembangbiakan seksual terjadi melalui proses perkawinan antara hewan jantan dan hewan betina.
Melalui proses ini akan terjadi proses fertilisasi, yaitu proses peleburan inti sel sperma dan inti sel telur.
Proses fertilisasi ini akan menghasilkan zigot.
Selanjutnya, zigot akan berkembang menjadi embrio (calon anak) dan pada tahap selanjutnya embrio akan berkembang menjadi individu baru.
Proses fertilisasi dapat terjadi melalui dua cara, yaitu fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal
Fertilisasi internal terjadi apabila proses peleburan antara inti sel telur dan inti sel sperma terjadi di dalam tubuh induk betina.
Contoh hewan yang melakukan fertilisasi secara internal antara lain: sapi, ayam, kura-kura, dan buaya.
Sedangkan, fertilisasi eksternal terjadi apabila proses peleburan antara sel telur dan sel sperma terjadi di luar tubuh induk betina.
Fertilisasi dengan cara ini biasanya terjadi pada hewan yang hidupnya di lingkungan perairan, misalnya ikan.
Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya, hewan yang berkembang biak secara seksual dibagi menjadi tiga jenis, yaitu hewan vivipar, ovipar, dan ovovivipar, berikut penjelasannya:
1. Hewan Vivipar
Hewan vivipar disebut juga hewan melahirkan.
Hewan ini memiliki embrio yang berkembang di dalam rahim induk betinanya dan akan dilahirkan pada saat umurnya sudah mencukupi.
Embrio akan memperoleh nutrisi dari induk melalui perantara plasenta.
2. Hewan Ovipar
Contoh hewan ovipar di antaranya cicak, katak, ikan mujair, ayam, burung elang, dan itik.
Hewan ovipar disebut juga dengan hewan bertelur.
Hewan ini embrionya berkembang di dalam telur.
Telur hewan ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh induk betina.
3. Hewan Ovovivipar
Hewan ovovivipar disebut juga hewan bertelur dan melahirkan.
Embrio hewan yang tergolong ovovivipar sebenarnya berkembang di dalam telur, tetapi embrio tidak dikeluarkan dalam bentuk telur seperti pada hewan ovipar.
Telur tetap berada di dalam tubuh induk betina.
Setelah umur embrio cukup untuk dilahirkan, telur akan menetas di dalam tubuh induk dan kemudian anaknya dilahirkan.
Baca juga: Hindari Risiko Kematian, Pemilik Hewan Penting Lakukan Vaksinasi Anti Rabies
(Tribunnews.com/Arkan)