Mengenal Suku Bangsa di Indonesia serta Pranata Sosial Masyarakatnya
Berikut penjelasan terkait beberapa suku bangsa di Indonesia serta pranata sosial masyarakatnya.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Berikut beberapa suku-suku bangsa di Indonesia beserta perilaku sosial masyarakatnya.
Indonesia memiliki ribuan suku yang saling hidup berdampingan dan tersebar di seluruh negeri.
Dikutip dari bps.go.id terdapat 1.331 kategori suku di Indonesia dan hampir 50 persen adalah suku Jawa.
Kemudian sisanya berdiam di luar Jawa seperti suku Makassar Bugis (3,68 persen), Batak 2,04 persen, Bali 1,88 persen, dan Aceh 1,4 persen, serta suku lainnya.
Baca juga: Mengenal Makna Lambang Pancasila: Burung Garuda, Simbol Bintang hingga Simbol Padi dan Kapas
Baca juga: Pengertian Fabel, Berikut Ciri-ciri, Unsur dan Jenisnya
Lalu apa pengertian dari suku serta seperti apa kebiasaan yang dilakukannya?
Berikut penjelasannya dikutip dari gramedia.com.
Pengertian Suku Bangsa
Suku bangsa merupakan suku sosial yang khusus dan bersifat telah ada sejak lahir atau askriptif dan memiliki corak yang sama seperti golongan umur serta jenis kelamin.
Kemudian terdapat pengelompokan suku bangsa yang berdasarkan:
- Suku bangsa campuran, di mana di dalamnya terjadi percampuran antar ras yang mendiami suatu wilayah tertentu.
Contohnya adalah suku Peranakan yang merupakan percampuran antara ras Tionghoa dan Melayu.
- Garis keturunan sebagai faktor utama bagi suku bangsa.
Terdapat tiga garis keturunan di Indonesia yang dikenal yaitu
a. Garis keturunan ayah (patrilineal) yang biasanya pada suku Batak, Ambon, dan Timor.
b. Garis keturunan ibu (matrilineal) yang biasanya pada suku Minangkabau.
c. Garis keturunan ayah dan ibu (parental) yang biasanya dijalankan di suku Jawa.
Setelah mengetahui definisi dari suku bangsa dan pengelompokannya, berikut penjelasan atas beberapa suku-suku besar di Indonesia yaitu Jawa, Bugis, Batak, Bali, dan Asmat.
1. Suku Jawa
Suku Jawa menggunakan Bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari.
Secara survei menunjukan kurang lebih terdapat 42 persen orang Jawa menggunakan Bahasa Indonesia, 28 persen berbahasa campur, dan sisanya menggunakan bahasa Jawa saja.
kemudian dalam sistem kekerabatan didasarkan pada garis keturunan bilateral yaitu diperhitungkan dari dua belah pihak yakni ibu dan ayah.
Prinsip bilateral atau parental ini membuat seorang Jawa berhubungan sama luasnya dengan keluarga dari pihak ibu dan juga ayah.
Kemudian kekerabatan yang dijalin juga relatif solid hingga keturunan satu nenek moyang sampai generasi ketiga.
Namun kualitas hubungan keluarga inti dan keluarga luas berbeda-beda antara satu lingkaran keluarga dengan yang lainnya bergantung pada kondisi masing-masing keluarga.
2. Suku Bugis
Suku Bugis berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan tetapi saat ini sudah tersebar di berbagai macam tempat di Indonesia.
Suku ini masuk ke dalam kategori suku-suku Deutro Melayu sehingga juga sering ditemukan pula di Malaysia dan Singapura.
Kemudian terdapat pula arti dari kata Bugis sendiri yakni diambil dari kata To Ugi yang berarti orang Bugis.
Penamaan Ugi merujuk pada raja pertama kerajaan China di Pammana, Kabupaten Wajo yaitu La Sattumpungi.
Para pengikutnya disebu sebagai To Ugi atau pengikut La Sattumpungi.
3. Suku Batak
Suku Batak berasal dari Sumatera Utara dan secara keseluruhan terbagi menjadi beberapa bagian atau sub suku yaitu Batak Toba, Batak Pakpak, Batak Karo, dan Batak Mandailing.
Walaupun kehidupan sekarang sudah modern, Suku Batak tetap memegang teguh adat istiadat serta kebudayaannya hingga saat ini.
Contoh beberapa adat dan budaya Batak antara lain:
- Partuturan
Dalam kehidupan orang Batak sehari-hari kekerabatan (partuturan) adalah kunci dari falsafah hidupnya yaitu menanyakan marga dari setiap orang Batak yang ditemui.
Hal ini dapat digambarkan dengan ukiran 2 ekor cicak yang saling berhadapan dan menempel di kiri-kanan Ruma Batak.
Kekerabatan semacam ini menjadi semacam tonggak agung untuk mempersatukan hubungan darah dan menentukan sikap terhadap orang lain dengan baik.
- Mangokal Holi
Mangokal Holi merupakan prosesi upacara yang dilaksanakan untuk mengumpulkan tulang belulang dari jasad orang tua yang dimasukkan ke peti baru yntuk dipindahkan pada suatu tempat di mana telah disediakan oleh pihak keluarga.
Tradisi ini merupakan warisan turun-temurun yang bertujuan memberikan penghormatan kepada roh orang tua ayng telah tiada.
Pemindahan ini dimaksud utnuk mendapatkan tempat yang lebih baik dari tempat sebelumnya.
4. Suku Bali
Terdapat beberapa penyebutan bagi orang yang berasal dari Suku Bali yaitu Wong Bali, Anak Bali, atau Krama Bali.
Jumlah populasi Suku Bali yang tinggal di Pulau Bali sendiri mencapai sekitar 3,3 juta jiwa.
Suku Bali menggunakan Bahasa Bali untuk berkomunikasi setiap harinya.
Sedangkan sistem kehidupan sosial masyarakatnya dinamakan Wangsa yang merupakan sistem kekeluargaan dan diatur melalui garis keturunan.
Namun untuk saat ini sistem tersebut tidak dilaksanakan secara ketat.
Hanya saja, sistem ini dipertahankan untuk beberapa hal seperti upacara adat yang sudah menjadi tradisi atau dalam pernikahn yang masih membedakan jalur keturunan leluhur seseorang.
5. Suku Asmat
Para masyarakat dari Suku Asmat mempercayai jika mereka adalah keturunan Dewa Fumeripits.
Suku yang berasal dari Provinsi Papua ini juga dikenal mendunia karena begitu menghormati alam serta kehidupan leluhurnya.
Etnis Suku Asmat terbagi menjadi dua yakni yang tinggal di pesisir pantai serta yang tinggal di bagian pedalaman.
Kedua populasi ini berbeda dalam banyak aspek seperti cara hidup, dialek, ritual, bahkan struktur sosial.
Pembagian bahasa Asmat hilir sungai terbagi menjadi bagian kelompok pantai barat laut dan bagian kelompok pantai barat daya.
Sedangkan pembagian bahsa Asmat hulu terbagi menjadi kelompok Keenok serta Kaimok.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Materi Sekolah