Klasifikasi Serat dari Hewan: Serat dari Stapel dan Filamen
Berikut klasifikasi serat dari hewan, di antaranya serat dari stapel dan serat dari filamen.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Berikut klasifikasi serat dari hewan, di antaranya serat dari stapel dan serat dari filamen.
Serat yang berasal dari hewan banyak disukai oleh negara-negara Eropa.
Serat tersebut memiliki tekstur yang lembut dan halus, sifat serat hewan menghangatkan sehingga orang-orang yang tinggal di daerah musim dingin sangat memanfaatkan serat ini.
Bagian hewan yang dimanfaatkan seratnya adalah bulu.
Bulu hewan yang paling banyak diolah sebagai bahan baku serat produk tekstil di antaranya stapel dan filamen.
Baca juga: Klasifikasi Serat dari Tumbuhan: Serat dari Biji, Batang, Daun, hingga Buah
Berikut klasifikasi serat dari hewan, dikutip dari Buku Prakarya Kelas 7 Semester 1:
1. Serat dari stapel
Stapel merupakan serat yang berbentuk rambut hewan yang disebut dengan wol.
Contohnya adalah domba, alpaca, unta, cashmer, mohair, kelinci, dan vicuna.
Rambut hewan yang paling banyak digunakan adalah wol dari bulu domba.
Serat wol mempunyai ciri-ciri:
- Agak kuat;
- Tidak berkilau;
- Keriting;
- Kekenyalan tinggi;
- Elastisitas tinggi;
- Penahan panas yang baik;
- Tahan terhadap jamur dan bakteri.
Baca juga: Sel Jaringan Dewasa pada Tumbuhan: Epidermis, Parenkim, Vaskuler, Penyokong, dan Sekretoris
2. Serat dari filamen
Filamen merupakan serat yang berbentuk jaringan.
Contohnya adalah serat yang berasal dari larva ulat sutera yang digunakan untuk membentuk kepompong.
Kepompong inilah yang merupakan serat lalu dipintal menjadi benang.
Karakteristik bahan serat alam yang menjadi perhatian adalah pada permukaan seratnya, seperti kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau elastisitas.
Bahan tekstil dari selulosa (kapas) memiliki beberapa karakteristik, di antaranya bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur, dan mudah terbakar.
Serat sutra mempunyai ciri-ciri:
- Berkilau;
- Sangat bagus dan lembut;
- Tidak mudah kusut;
- Sangat halus;
- Kekuatannya tinggi;
- Tahan terhadap sinar matahari;
- Daya serap cukup tinggi;
- Tidak mudah berjamur;
- Mudah terbakar;
- Berbau seperti rambut terbakar;
- Bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat;
- Mudah dihancurkan.
Berdasarkan karakteristik tersebut, manusia dapat melakukan perawatan pada bahan serat alam lebih maksimal.
Hal ini dilakukan agar kualitas bahan serat tetap terjaga dan tahan lama.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Materi Sekolah