Mengenal Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia, Ada Sumber Daya Udara dan Tanah
Sumber daya alam di Indonesia beragam yaitu ada sumber daya udara, sumber daya tanah, dan lain-lain.
Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Sebagai negara tropis dengan ribuan pulau dan lautan yang luas, Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah.
Dikutip dari Buku SMP/MTS IPS Kelas VII 2017 oleh Ahmad Mushlih dkk, daratan, suhu dan curah hujan yang tinggi memungkinkan penduduk dapat menanam berbagai komoditas pertanian dan perkebunan.
Luas wilayah Indonesia yang tergolong besar berupa lahan yang masih belum dimanfaatkan.
Sebagian penduduk Indonesia masih berorientasi ke darat.
Sementara itu, sumber daya alam di Indonesia beragam yaitu ada sumber daya udara, sumber daya tanah, dan lain-lain.
Baca juga: Mengenal Fungsi dan Prinsip Kerajinan Tekstil, Dilengkapi dengan Contoh Bendanya
Baca juga: Pengaruh Kebudayaan Masa Hindu-Buddha di Indonesia dari Bidang Keagamaan hingga Arsitektur
Berikut penjelasan potensi sumber daya udara dan sumber daya tanah di Indonesia:`
1. Potensi Sumber Daya Udara
Udara tidak tampak mata, tidak berbau, dan tidak ada rasanya.
Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari adanya angin yang menggerakkan benda-benda, seperti pohon yang tertiup angin, air yang bergelombang, dan lain-lain.
Walaupun demikian, udara merupakan salah satu jenis sumber daya alam, sama halnya dengan air, tanah, bahan tambang, laut, dan hutan.
Udara memiliki banyak fungsi bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Manusia dan hewan membutuhkan udara untuk bernapas.
Tumbuhan membutuhkan udara untuk melakukan fotosintesis, yaitu proses pembentukan zat makanan karbohidrat oleh tumbuhan.
Zat makanan yang dihasilkan sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia dan binatang.
Udara juga berfungsi melindungi kehidupan di bumi dari sinar ultraviolet dan benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi.
Lapisan udara atau atmosfer yang menyelubungi bumi menyaring radiasi ultraviolet yang dapat mengganggu kehidupan di bumi.
Benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi juga akan hancur di udara sebelum sampai ke bumi.
Benda-benda angkasa akan banyak yang sampai ke bumi sehingga membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Udara terdiri atas tiga unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol.
Udara kering merupakan unsur utama pembentuk udara, terdiri atas nitrogen, oksigen, dan lain-lain.
Dalam udara terdapat pula uap air yang berasal dari hasil penguapan (evaporasi).
Proses pemanasan oleh cahaya matahari mengakibatkan tubuh-tubuh air seperti sungai, danau, dan laut, sebagian akan berubah menjadi uap air yang mengisi udara di atasnya.
Oleh karena itu, uap air tersebar tidak merata di permukaan bumi.
Persebaran uap air bergantung pada intensitas atau tingkat penyinaran matahari dan keberadaan tubuh-tubuh air di suatu wilayah.
Selain udara kering dan uap air, dalam udara juga terdapat aerosol.
Aerosol merupakan benda-benda berukuran kecil yang karena beratnya sangat ringan, ia mampu melayang-layang di udara.
Aerosol dapat berupa partikel berbentuk garam, karbon, sulfat, nitrat, garam natrium, kalsium, kalium, silikat, partikel-partikel dari gunung berapi, dan lain sebagainya.
Aerosol dengan mudah dapat kita lihat ketika ada cahaya matahari yang masuk lewat celah pada suatu bangunan.
Benda-benda kecil yang melayang-layang akan terlihat dengan jelas.
Aerosol, sangat bermanfaat untuk kondensasi dan pembentukan hujan.
Ketika uap air berubah menjadi titik air, uap air perlu tempat untuk bertengger.
Tempat itu adalah partikel-partikel yang melayang di udara atau aerosol.
Tanpa aerosol, hujan akan sulit terjadi. Melihat begitu pentingnya udara bagi kehidupan, tidak heran jika udara merupakan salah satu jenis sumber daya alam.
2. Potensi Sumber Daya Tanah
Tanah merupakan tempat kita melakukan berbagai aktivitas.
Di atas tanah, manusia bercocok tanam, membangun rumah, membangun jalan, dan lain-lain. Tanah juga menjadi bahan untuk membuat bangunan, jalan, dan lain-lain.
Tanah memiliki beragam cirinya, tidak hanya warnanya, tetapi juga tekstur, struktur, kedalaman, usia, dan lain-lain.
Tanah terbentuk dari bahan induk atau batuan.
Bahan induk dapat berupa batuan beku maupun batuan sedimen.
Tanah yang terbentuk dari batuan beku berasal dari lava yang keluar dari gunung berapi kemudian membeku.
Batuan yang telah membeku tersebut selanjutnya terkena pengaruh cuaca, terutama panas dan hujan.
Batuan kemudian hancur dan terbentuklah tanah.
Hancurnya batuan dapat juga terjadi karena adanya tumbuhan yang akarnya mampu menghancurkan batuan.
Tanah juga dapat terbentuk dari batuan sedimen.
Batuan sedimen tersebut mengalami pemadatan, menjadi keras, dan kemudian hancur oleh pengaruh cuaca (suhu, hujan, kelembaban, dan lain-lain).
Tanah yang terus mengalami proses pelapukan akan makin tebal atau dalam.
Dengan demikian, usia tanah dapat ditentukan dari ketebalan atau kedalaman tanah, makin tebal atau dalam, makin tua usia tanah tersebut.
Usia tanah juga dapat dilihat dari warna dan banyaknya lapisan atau horizon tanah.
Warna tanah berubah sehingga tanah yang memiliki horizon tanah yang banyak dapat dikatakan tanah tersebut telah mengalami perkembangan lanjut atau berusia tua.
Biasanya, tanah yang berusia tua berwarna kemerah-merahan, sedangkan tanah yang muda berwarna abu atau kehitaman sesuai dengan batuan yang menjadi bahan atau asal pembentukan tanah tersebut.
(Tribunnews.com/Devi Rahma)
Artikel Lain Tentang Materi Sekolah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.