Seni Tari: Pengertian dan Aspek-aspeknya
Seni tari adalah seni mengenai tari-menari atau gerak-gerik yang berirama. Aspek tari meliputi bentuk, gerak, tubuh, jiwa, irama, dan ruang.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Tari merupakan satu dari beberapa cabang seni dengan media utamanya tubuh sebagai alat bergerak.
Dikutip dari KBBI Online, tari adalah gerakan badan (tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya).
Seni tari adalah seni mengenai tari-menari atau gerak-gerik yang berirama.
Gerakan-gerakan yang digunakan dalam tari tentu bukan sembarangan gerak dan bukan juga gerak keseharian.
Baca juga: Mengenal Suhu: Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi Suhu, Jenis Termometer, dan Skala Suhu
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Sulam: Sulam Kepala Peniti, Bayang, Renda Bangku, dan Pita
Gerak yang dimaksud dalam tari adalah gerak yang telah mengalami stilisasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan), yang kemudian melahirkan dua jenis gerak, yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
Dikutip dari buku Pengetahuan Koreografi untuk Anak Usia Dini 2015 oleh Retno Tri Wulandari, berikut definisi tari dari beberapa ahli.
Curt Sahcs seorang ahli sejarah dan musik dari Jerman dalam bukunya World History of the Dance mengemukakan bahwa tari adalah gerak yang ritmis.
La Meri dalam bukunya Dance Compisition bahwa tari adalah ekspresi subjektif yang di beri bentuk objektif.
Corrie Hartong dari Belanda dalam bukunya Danskunst, bahwa tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang.
B.P.A. Soerjodiningrat, seorang ahli tari Jawa dalam bukunya babad lan mekaring djoget djawi, mengatakan bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh/badan yang selaras dengan bunyi musik (gamelan), diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan di dalam tari.
Ringkasan pendapat Soerjodingrat menurut Ki Hajar Dewantara: Tari secara keseluruhan meliputi 3 aspek, yaitu: Wiraga, Wirama, Wirasa.
Soedarsono Bukunya Djawa dan Bali: Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional di Indonesia, mengemukakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah.
Aspek-aspek Tari
Aspek-aspek tari meliputi bentuk, gerak, tubuh, irama, jiwa, dan ruang.
1. Bentuk
Bentuk tari terlihat dari keseluruhan penyajian tari yang mencakup paduan antara elemen tari (gerak, ruang, waktu) maupun berbagai unsur pendukung penyajian tari (iringan, tema, tata busana, rias, tempat, dan tata cahaya).
Sebuah tarian akan menemukan bentuk seninya bila pengalaman batin pencipta (penata tari) maupun penarinya (yang mengungkapkan/memeragakan) dapat menyatu dengan pengalaman lahirnya (ungkapannya), yaitu tari yang disajikan bisa menggetarkan perasaan atau emosi penontonnya.
Dengan kata lain, penonton merasa terkesan setelah manikmati pertunjukan tari.
2. Gerak
Gerak yang terdapat dalam sebuah tarian tentu bukan sekedar gerak keseharian seperti gerak, bekerja, gerak bermain, gerak olah raga, dan sebagainya.
Gerak untuk kebutuhan tari tidak lepas dari sentuhan pengalaman-pengalaman hidup manusia, namun gerak yang digunakan telah mengalami pengolahan stilisasi atau distorsi.
Melalui pengolahan inilah maka lahir gerak tari.
Gerak-gerak yang lahir adalah gerak-gerak yang telah diproses atau diolah (distilisasi), dikomposisikan dan di susun berdasarkan kebutuhan ungkapan tarian, tema, cerita, koreografi, kinestetik, artistik dan sebagainya.
Gerak murni (pure movement) atau disebut gerak wantah adalah gerak yang disusun dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk artistik (keindahan) dan tidak mempunyai maksud-maksud tertentu.
Gerak maknawi (gesture) atau disebut gerak tidak wantah adalah gerak yang mengandung arti atau maksud tertentu dan telah distilasi (dari wantah menjadi tidak wantah).
Misalnya gerak ulap-ulap dalam tari jawa merupakan stilasi dari orang yang sedang melihat sesuatu yang jauh letaknya, gerak nudhing pada tari Bali mempunyai arti marah atau sedang marah, dan sebagainya.
Unsur dari gerak adalah tenaga, ruang, waktu.
Tenaga merupakan intensitas dari kekuatan setiap gerak tari yang dilakukan.
Tenaga yang digunakan dalam melakukan gerak tari bisa lemah, lembut, keras atau kuat.
Ruang dari gerak berkaitan dengan bidang yang dibentuk oleh anggota tubuh ketika melakukan gerak tari.
Waktu berkaitan dengan tempo yang digunakan ketika melakukan gerak tari, bisa cepat atau lambat.
3. Tubuh
Bagi seorang penari, tubuh merupakan alat/sarana komunikasi kepada penontonnya ketika sedang membawakan perannya.
Oleh karena itu bagi seseorang penari bentuk tubuh yang khas sering menghadirkan teknik-teknik gerak yang khas pula.
Postur tubuh yang tinggi-besar akan mempunyai teknik gerak yang berbeda dengan postur tubuh yang kecil ketika melakukan sebuah tarian yang sama.
Tubuh merupakan alat, wahana atau instrumen di alam tari.
Tubuh untuk keperluan tari di bagi atas bagian luar dan bagian dalam.
Bagian luar, terdiri dari kaki, badan, lengan, dan kepala.
Bagian dalam adalah: hati, paru-paru, otot, tulang, dan persendian.
4. Irama/ritme
Unsur ritme/irama dalam tari penggunaannya akan berakaitan dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah gerakan.
Dalam tari terdapat gerakan dengan ritme/irama cepat, sedang, dan cepat yang harus diselesaikan oleh si penari.
Pengendalian irama dengan tekanan-tekanan gerak yang tepat akan menimbulkan sajian tari yang memiliki greget dan berkesan tidak monoton.
Penguasaan terhadap irama menjadi jembatan untuk menampilan sebuah tari yang dinamis dan mempunyai daya hidup bila dinikmati.
Gerakan yang dilakukan dengan tempo cepat dapat memberikan kesan aktif dan menggairahkan, sedangkan lambat akan memberikan kesan tenang dan agung atau sebaliknya membosankan.
5. Jiwa
Keberadaan bentuk, gerak, dan irama dalam tari lahir dari jiwa manusia.
Ada tiga aspek dalam jiwa manusia, yakni cipta (akal), rasa (emosi), dan karsa (kehendak).
Salam sebuah tarian yang sedang diamati terdapat dominasi-dominasi dari salah satu ketiga aspek tersebut.
Misalnya pada tarian primitif yang gerak tariannya banyak didominir oleh kehendak guna mewujudkan maksud dan tujuannya, seperti untuk mendatangkan hujan, berburu, dan berperang.
Tari-tarian yang gerakannya didominir oleh cipta/akal, separti tari-tari klasik atau tarian istana.
Dalam tari klasik telah mempunyai tata aturan atau pedoman-pedoman tertentu yang sudah menjadi suatu ketetapan, sehingga tari klasik sering nampak pola maupun karateristiknya yang tampak mapan dan khas.
Jenis tari yang didominasi oleh perasaan atau emosi dapat dijumpai pada tari modern, yang lebih mengutamakan kebebasan dalam pengungkapan geraknya dan selalu ingin lepas dari pola-pola tari yang sudah ada.
6. Ruang
Pengertian ruang dalam tari adalah tempat yang digunakan untuk kebutuhan gerak.
Gerak yang dilakukan dalam ruang dapat dibedakan kedalam ruang yang digunakan untuk tempat pentas dan ruang yang diciptakan oleh penari.
Ruang sebagai tempat pentas yaitu tempat penari dalam melakukan gerakan sebagai wujud ruang secara nyata, yaitu merupakan arena yang dilalui oleh penari saat menari.
Ruang yang dimaksud bisa berupa arena dan panggung proscenium atau tempat pertunjukkan lainnya.
Ruang yang diciptakan oleh penari ketika membawakan tarian.
Ruang ini dapat diartikan sebagai bidang yang dibentuk oleh anggota tubuh penari ketika bergerak.
Penggunaan kedua ruang tersebut dapat dibedakan atas garis, volume, arah hadap tari, level, dan fokus.
(Tribunnews.com/Fajar)