Mengenal Konsep Blended Learning Plus, Solusi Pendidikan Daring Masa Kini
Konsep Blended Learning Plus menjadi solusi dunia pendidikan dalam menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Penulis: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Ketakutan terbesar sekolah dalam menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah adanya learning loss secara masif yang bisa menimbulkan generation gap.
Trimurti Senior High School memutuskan untuk mengambil moda daring agar pembelajaran tetap berjalan di era pandemi.
“Kami berusaha memanfaatkan fasilitas di sekolah yang sudah ada, apa adanya, sementara waktu. Sambil mempersiapkan pelatihan kilat guru dan pengadaan kilat fasilitas sekolah,” ucap perwakilan Trimurti Senior High School.
Kabar baiknya di awal pandemi Covid-19, Trimurti Senior High School sudah memiliki aplikasi ujian online dan akses internet sekolah yang belum digunakan secara maksimal. Seperti Learning Management System (LMS) dan aplikasi Video Conference (VC).
Dua pekan pertama pembelajaran dari rumah dilaksanakan, pihak sekolah melakukan penugasan mandiri melalui aplikasi ujian online yang dipandu wali kelas lewat media WhatsApp.
Tentunya, dalam periode dua pekan pertama pembelajaran dari rumah, para insan pendidikan di Trimurti Senior High School juga berjibaku untuk berlatih, menyiapkan dan memperkenalkan aplikasi LMS dan VC ke para siswa.
Setelah dua pekan berlalu, pembelajaran mulai diorganisasikan melalui LMS, didukung aplikasi VC dan ujian daring.
Aplikasi pendukung belum jamin kelancaran proses belajar
Namun seiring berjalannya waktu, ternyata penggunaan aplikasi pendukung untuk melaksanakan pembelajaran daring belum menjamin proses belajar dengan baik.
Dalam proses pembelajaran, ditemukan keterlibatan siswa cukup rendah dan banyak aktivitas belajar yang terlewatkan begitu saja.
Hal ini disebabkan para siswa belajar di rumah sehingga luput dari pantauan guru, begitu juga orang tua siswa yang juga tidak selalu bisa memantau karena bekerja atau aktivitas lain.
Belum lagi masalah juga terjadi pada beberapa siswa yang memiliki kesulitan akses internet atau peralatan pembelajaran lainnya.
Menurut penuturan perwakilan Trimurti Senior High School, dari sisi guru, ditemukan kesulitan untuk mengontrol belajar siswa karena hanya dapat berkomunikasi secara online.
Guru juga kesulitan mendapatkan bahan pelajaran yang lengkap pada materi tertentu yang bisa ditempatkan di LMS. Kesulitan ini menimbulkan keluhan orang tua, bahwa siswa tidak mendapatkan pembelajaran yang cukup dan tingkat kepuasan mereka terhadap sekolah jadi menurun.
“Dihadapkan dengan hambatan belajar seperti itu, kami mengevaluasi diri. Hasilnya, kami menemukan permasalahan utamanya sebenarnya ada dalam pola pikir kami dalam melaksanakan pembelajaran daring,” ucap perwakilan dari Trimurti Senior High School.
Ia melanjutkan, “Kami masih memakai pola pikir pembelajaran tatap muka normal dalam pembelajaran daring. Kami masih menganggap guru adalah kontrol utama pembelajaran dan orang tua atau keluarga di rumah hanya sebagai pemantau. Kami masih menganggap pembelajaran sebagai proses transfer materi sebanyak-banyaknya. Kami juga masing menggunakan teknik pengajaran tatap muka saat pertemuan daring.”
Memulai blended learning plus
Lebih jauh lagi, pihak sekolah pun melakukan perubahan pola pikir dan merancang pembelajaran dengan konsep blended learning plus yang efektif untuk memaksimalkan proses pembelajaran daring atau hibrida, melakukan tatap muka terbatas bagi siswa yang kesulitan akses internet.
Konsep ini pertama dikembangkan dengan membangun sinergi antara sekolah, siswa dan rumah. Nantinya proses pelaporan kehadiran dan capaian belajar siswa secara rutin, dilakukan oleh guru dengan pendataan presensi dan hasil penugasan kecil.
Hasil pendataan ini kemudian dikumpulkan dan direkapitulasi oleh wali kelas. Kemudian hasil rekapitulasi dilaporkan ke orang tua melalui grup aplikasi chat online. Ini dilakukan setiap hari, sehingga orang tua bisa melihat perubahan capaian pembelajaran siswa.
Apabila ditemukan ketidakaktifan atau kesulitan belajar, wali kelas langsung konfirmasi ke orang tua untuk dicarikan solusi terbaik.
Konsep blended learning plus yang kedua adalah membangun pembelajaran yang esensial. Guru melakukan pemetaan materi pembelajaran yang esensial dan sampingan untuk siswa.
Proses pembelajaran diutamakan untuk penguasaan materi esensial dan materi sampingan yang digunakan sebagai pelatihan bagi siswa.
Sementara yang ketiga, membangun pembelajaran yang relevan, kaya dan menarik. Pembelajaran mengusung tema yang dikaitkan dengan topik-topik di lingkungan sekitar siswa. Pembelajaran bisa dalam bentuk aktivitas, seperti membuat video, proyek dan sebagainya.
Jalin kerja sama dengan Ruangguru
Demi mewujudkan tiga hal utama dalam konsep blended learning plus tersebut, Trimurti Senior High School pun menjalin kerja sama dengan penyedia konten belajar interaktif terkemuka, yakni Ruangguru.
Sekolah menyediakan perangkat tatap muka daring yang memungkinkan guru bisa melakukan aktivitas mengajar lebih leluasa, seperti webcam wide angle, headset nirkabel dan green screen.
Setelah mengembangkan dan melaksanakan blended learning plus, hasilnya sangat positif dalam proses pembelajaran daring.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran daring pun ditemukan mulai mendekati 100 persen. Jumlah persentase siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
“Namun kami tidak merasa berpuas diri sampai di pencapaian ini. Ke depannya, kami berusaha untuk konsisten meningkatkan kompetensi guru dengan pembekalan dan pengembangan menuju pembelajaran paradigma baru,” ucap perwakilan Trimurti Senior High School lagi.
Trimurti Senior High School pun berencana untuk mengembangkan konsep blended learning plus ke proses pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) serta menggunakan integrasi teknologi pendidikan masa depan. Misalnya dengan teknologi Machine Learning dan Augmented Reality/Virtual Reality.