Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

15 Ilmuwan Islam di Bidang Matematika: Al Khawarizmi, Abu Wafa al Bawzajani, Abu Kamil Syuja

15 Ilmuwan Islam di Bidang Matematika: Al Khawarizmi, Abu Wafa al Bawzajani, Abu Kamil Syuja, Al Jauhary, Al Khuyandi, Khusiyar Ibn Laban, Almajriti.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in 15 Ilmuwan Islam di Bidang Matematika: Al Khawarizmi, Abu Wafa al Bawzajani, Abu Kamil Syuja
Pixabay/geralt
Ilustrasi Matematika - 15 Ilmuwan Islam di Bidang Matematika: Al Khawarizmi, Abu Wafa al Bawzajani, Abu Kamil Syuja, Al Jauhary, Al Khuyandi, Khusiyar Ibn Laban, Almajriti. 

TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan Islam dalam bidang Matematika telah mewariskan pemikiran-pemikiran besar yang digunakan hingga saat ini.

Matematika di era kejayaan peradaban Islam masa lampau merupakan kajian yang sangat penting.

Bahkan, ilmuwan Islam pada masanya sering menggabungkan matematika dengan bidang ilmu lain, misalnya astronomi.

Di antaranya ilmuwan Islam yang ada di dunia, berikut ini 15 ilmuwan Islam di bidang matematika:

Baca juga: Tugas Malaikat Ruh al-Qudus atau Malaikat Jibril, Berikut Sifat dan Perilaku Malaikat

Ilmuwan Islam di Bidang Matematika

Matematika adalah bidang ilmu yang penting dalam kehidupan para ilmuwan berikut ini, dikutip dari UIN Sultan Syarif Kasim Riau dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

1. Al Khawarizmi

Al Khawarizmi, Penemu Ilmu Al Jabar
Al Khawarizmi, Penemu Ilmu Al Jabar (freepik)
Berita Rekomendasi

Nama asli Al Khawarizmi adalah Muhammad ibn Musa al Khwarizmi.

Ia berasal dari Khwarizm (Khiva).

Satu dari karya alkhwarizmi yang terpenting adalah dialah yang menciptakan sistem aljabar.

Istilah Aljabar berasal dari karya (buku tulisan karya) Al Khwarizmi yang bernama Hisab al jabir wal mukabalah (yang berarti pengutuhan kembali dan perbandingan) atau saat ini disebut Kalkulasi integral dan persamaan.

Bahkan istilah Alghorisme yang berarti sistem persepuluhan, merupakan ucapan orang barat terhadap nama Alkhwarizmi, karena alkwarizmi dianggap sebagai penemu dan pengembang sistem persepuluhan.


Penemuannya terhadap simbol-simbol bilangan 1 sampai dengan 9, dan angka nol (yang kemudian disebut sistem alghorisme) mampu memecahkan kesulitan-kesulitan simbolisasi yang masih menggunakan angka romawi.

2. Abu Wafa al Bawzajani (w. 998 M)

Abu Wafa al Bawzajani adalah satu dari sekian ahli matematika muslim terbesar.

Ia dikenal sebagai ahli astronomi dan pengembang trigonometri, dan orang yang pertama yang mengajukan beberapa rumus penting dalam trigonometri.

Satu dari banyaknya rumus yang didedikasikan kepadanya adalah Cos C= Cos a.cos b.

3. Abu Kamil Syuja (abad 10 M)

Abu Kamil Syuja adalah seorang ahli matematika muslim di abad pertengahan.

Tidak banyak ang diketahui tentang kehidupannya, tetapi ia hidup setelah era Al Khwarizmi.

Melalui Leonard dari Pisa dan pengikut-pengikutnya, Abu Kamil Syuja telah memberi pengaruh besar terhadap perkembangan aljabar dan geometri di Eropa.

Baca juga: 4 Kitab-kitab Allah SWT dan Nabi Penerimanya: Injil Diturunkan kepada Nabi Isa

4. Al Jauhary (abad 9 M)

Al Jauhary adalah seorang ahli matematika pada abad ke-9 M.

Ia merupakan seorang ahli geometer yang bekerja di Bayt al Hikmah (House of Wisdom), suatu lembaga ilmu pengetahuan yang dibangun Khalifah Al Ma’mun dari dinasti Abbasiyah di baghdad.

5. Al Khuyandi ( w. 390 H/ 1000 M)

Al Khuyandi adalah seorang ahli astronomi dan matematika, terutama geometri.

Ia dikenal sebagai ahli kontruksi asturlab dan penemu handal sinus yang diistilahkan kaidah astronomis.

Sebagai ahli di bidang geometri, perhatiannya mengarah pada penggunaan persamaan berpangkat tiga.

Teori matematika Al Khuyandi mengilhami teori Fermat (Fermat’s last theorm) yang dilontarkan Piere de Fermat pakar matematika asal perancis 600 tahun kemudian (w. 1665 M).

6. Khusiyar Ibn Laban (awal abad 11 M)

Khusiyar Ibn Laban adalah seorang ahli matematika dan astronomi asal Persia, mahaguru kalkulus dan pengilham revolusi komputansi.

Karya andalan Khusiyar Ibn Laban diabadikan dalam 2 jiz, yaitu Jiz al Jami’ dan Jiz al Baligh, serta sebuah risalah mengenai aritmetika, Usul Hisab al Hind.

Kitab ushul Hisab al Hind, merupakan karya unggulannya yang memuat deskripsi pertama tentang perhitungan model India (Indian System of Calculation), yaitu sistem numerasi berdasarkan posisi, yang artinya nilai atau harga angka-angkanya tergantung pada tempat atau posisinya dalam suatu bilangan.

Sistem inilah yang kemudian mengilhami revolusi dalam hal cara atau metode komputasi yang digunakan di kawasan timur.

Baca juga: Al Matin dalam Asmaul Husna dan Artinya, serta Daftar Nama Baik Allah dalam Tulisan Arab/Latin

7. Almajriti (w. 1007 M)

Almajriti merupakan seorang saintis asal Andalusia yang paling menonjol di zamannya.

Ia banyak memperkenalkan pengkajian sains, terutama kimia dan matematika.

Almajriti juga banyak menulis tentang aritmetika dagang dengan menerapkan komputasi, geometri dan aljabar pada masalah-masalah penjualan, hitung dagang, perpajakan, dan pemecahan kebekuan matematika.

8. Al Karaji (w.410 H/1019 M)

Al Karaji adalah pakar matematika asal Persia, yang menulis teori pencabutan akar atau kalkulus mental.

Karyanya paling banyak membahas sains, diantaranya berjudul Al Badi’ fi al Hisab, yang berisi teori pencabutan akar kuadrat dari sebuah polinomial dengan suatu bilangan yang tidak diketahui.

Sedang dalam bukunya yang berjudul Al Kafi’ fi al hisab, ia membahas proses-proses kalkulus mental ang disebutnya Al Hawa’i.

9. Abu Nasr Mansur (w.1039 M)

Abu Nasr Mansur merupakan ahli matematika asal persia ang diyakini sebagai salah seorang penemu hukum sinus.

Ia merupakan murid adri Abu Wafa’ dan guru dari ilmuwan besar, Al Biruni.

Albiruni menyebut Abu Nash Mansur sebagai penemu beberapa bukti matematika.

10. Al Khazin (abad 4 H/10 M)

Al Khazin adalah ahli matematika dan astronom asal Khurasan yang hidup pada abad ke 4 H/10 Masehi.

Ia banyak menulis matematika dan astronomi.

Al Khazin adalah orang yang menawarkan konsep yang berbeda dengan Ptolomeus tentang peredaran matahari dan bumi.

Ia mengkritik Ptolomeus yang dinilainya gagal mengamati beberapa perubahan diameter matahari yang tampak sepanjang tahun (on the course of the years).

11. Aljayani (abad 11 M)

Aljayani merupakan penulis dan ahli matematika asal Andalusia (Spanyol Islam).

Ia pernah menulis komentar penting terhadap buku Element karya Euclid.

Selain itu, Aljayani juga menulis karyanya dalam Trigonometri Speric (Sperical Trigonometry).

12. Al Halili (abad 8 H/ 14 M)

Al Halili adalah pakar matematika dan astronomi dari damaskus yang hidup pada abad ke 14 Masehi. 

Ia banyak menghasilkan karya matematika dan astronomi yang berbobot tinggi.

Al Halili menjadi masyhur karena kemampuannya dalam menentukan arah kiblat dengan menyajikan garis bujur dan garis lintangnya menggunakan perhitungan rumit matematika.

Tabel-tabel kiblatnya merupakan tabel trigonometrik canggih pertama.

Ia juga berhasil mengkonfilasi sebuah tabel kiblat yang distandarkan pada sebuah rumusan canggih dan akurat.

Hal ini menggambarkan kompetensi dan ketinggian otorotas kecendikiawannya dalam aljabar fungsi dan tekhnik-tekhnik komputansi.

13. Al Kalasadi (abad 9 H/ 15 M)

Al Kalasadi adalah pakar fiqih (hukum) dan juga pakar matematika yang inovatif asal Andalusia (Spanyol Islam).

Ia merupakan pencipta notasi pecahan modern.

Komentarnya terhadap Takhlis Ibn Al Banna memuat suatu rumusan tingkat tinggi untuk memperoleh akar kwadrat dengan kecermatan dan ketepatan yang nyaris sempurna.

Dalam notasi pecahan, dia adalah orang pertama yang menggunakan simbol-simbol seperti yang digunakan kini secara luas.

14. Al Qushyi (abad 15 M)

Al Qushyi merupakan seorang saintis, ahli astronomi dan matematika.

Ia lahir di Samarkand dan meninggal di Istambul.

Al Qushyi menggantikan Qadi Zade ‘ Rumi sebagai direktur observatorium Samarkan yang didirikan oleh Ulugh Beg.

Ia juga menjadi profesor dibidang sains di perguruan Aya shofia

15. Al Battani (sekitar 850 – 923)

Al Battani adalah ahli astronomi dan matematikawan dari Arab.

Al Battani lahir di Harran dekat Urfa.

Contoh pencapaian Al Battani yang terkenal adalah penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.

Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Ilmuwan Islam

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas