Lulusan Sekolah Mitra STI: Setengahnya Diterima Kerja, 25 Persen Berwirausaha
Peningkatan kualitas pendidikan vokasi menjadi kunci mengurangi pengangguran dan pemerintah mendorong kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebagian besar orang tua memutuskan menyekolahkan anaknya setelah lulus SMP ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena melihat prospek peluang mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih luas ketimbang para lulusan SMA.
Riset Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di 2021 menunjukkan, 82 persen responden tertarik melanjutkan pendidikan ke SMK karena peluang kerja yang bagus (57,8 persen) dan pilihan jurusan yang banyak (51,95 persen).
Karenanya, peningkatan kualitas pendidikan vokasi menjadi kunci untuk mengurangi pengangguran dan pemerintah mendorong kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri untuk mencetak tenaga kerja muda yang berkompetensi tinggi.
Terkait upaya ini, Samsung Electronics Indonesia melalui program Samsung Tech Institute (STI) berupaya turut berkontribusi meningkatkan kualitas dunia pendidikan vokasi di Indonesia.
STI melalui mitra sekolah kejuruan dan setara sekolah menengah memberikan kesempatan bagi para siswa untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri, serta mampu memperbesar peluang kerja ketika mereka lulus.
Baca juga: Lowongan Kerja PT KAI untuk Lulusan SMA, D3, D4 dan S1 Jurusan Teknik
Program ini sekaligus mendukung program link and match yang digaungkan oleh pemerintah sejak tahun 2017.
Untuk menyerap lulusan, STI menjalin kerja sama dengan mitra Samsung untuk memfasilitasi Program Kerja Lapangan, yang selanjutnya memberikan peluang ikut rekrutmen.
Lulusan STI yang berhasil melewati proses ini mengakui materi pelatihan di STI memang sangat relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Khaerun Nisa, promotor di SPS Digi Store Makassar, Sulawesi Selatan, alumni STI dari SMK Negeri 10 Makassar, mengatakan berbagai materi yang dipelajari semasa belajar STI bisa diaplikasikan dengan baik saat dia bekerja.
“Di STI kami belajar cara melayani pelanggan, bagaimana attitude saat berhadapan dengan pelanggan, dan juga training mengenai produk-produk Samsung, sehingga ketika pelanggan bertanya, saya bisa merekomendasikan produk Samsung yang paling cocok dengan kebutuhan mereka,” ujar Nisa.
Program STI juga memberikan peluang bekerja bagi perempuan menjadi teknisi. Salma Oktaviani, alumni STI dari SMK Negeri 1 Cimahi mengaku banyak belajar mengenai produk Samsung, cara kerja smartphone, bongkar-pasang, dan lain sebagainya.
"Apa yang dikerjakan sekarang sudah dipelajari dasarnya di STI dan dikembangkan di sini,” kata enaga SVC di Samsung Service Center Mall Ambassador, Jakarta, ini.
Kiki Yuliati, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud RI mengatakan, peningkatan kualitas pendidikan vokasi di SMK adalah kunci untuk mengurangi pengangguran, salah satunya melalui kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri.
"Kami mengapresiasi langkah konsisten Samsung melalui program Samsung Tech Institute untuk mencetak lulusan SMK yang siap kerja dengan bekal keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri,” ujarnya.
Program STI berdiri pada 2013 dengan nama Rumah Belajar Samsung dan programnya kemudian disempurnakan pada 2017 dengan memperkaya kurikulum dan memperluas target penerima manfaat yakni SMK di Indonesia guna menghasilkan lulusan yang dapat diserap langsung oleh industri.
SMK yang menjadi mitra STI harus memiliki satu jurusan: Teknik Komputer, Teknik Audio Video, Teknik Elektronika, dan Rekayasa Perangkat Lunak. Mereka akan mendapatkan beberapa keuntungan berupa kurikulum sinkronikasi, guest lecture, TOT (guru), PKL (service center & in-store), peluang kandidat pegawai berdasarkan kebutuhan industri, serta panduan sarana dan prasarana.
Siswa di STI juga berkesempatan mendapatkan pelatihan coding dan programming melalui program Samsung Innovation Campus (SIC). Mereka yang lolos sampai fase bootcamp akan mendapatkan sertifikat keikutsertaan, sertifikat PKL, dan pelatihan bagi para guru pembimbing.
Sebanyak 62 persen siswa lulusan STI tahun ini langsung diserap dunia kerja. Sebanyak 22% termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selama 2017-2022 STI telah meluluskan total 4.106 siswa. Khusus tahun 2022, Samsung Tech Institute meluluskan sebanyak 1.370 siswa dari 42 SMK di seluruh Indonesia melalui Uji Kompetensi Keahlian (UKK), yang dilaksanakan pada Maret-Juni 2022.
"Dari 4.106 siswa penerima manfaat STI, 50% telah lulus dan bekerja,” ujar Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.